Kasum TNI Marsdya TNI Eddy Haryoko didampingi Dankodiklat TNI Mayjen TNI M. Sochib, SE, MBA selaku Dirlat dan Pangkohanudnas Marsda TNI Eddy Suyanto, ST membuka Manlap Glalap Hanudnas Tutuka ke-34 tahun 2010 melalui Voice dari ruang Popunas Makohanudnas yang langsung didengar dan dilihat oleh para Pangkosekhanudnas dan para pelaku latihan lainya di ruang Sector Operation Centre (SOC) Kosek Hanudnas I dan III. |
Berdasarkan informasi dari intelejen dan pantauan melalui monitor Pusat Operasi Pertahanan Udara Nasional (Popunas) Kohanudnas di wilayah udara Indonesia bagian barat sering terjadi/tertangkap adanya penerbangan tanpa memiliki flight clearance maupun flight approval (penerbangan gelap) dan gerakan sparatis. Dalam pengamatan selama ini, kegiatan separatis mengadakan penggalangan ke negara tetangga hal ini untuk memudahkan atau memperluas wilayah kekuasaanya.
Bahkan kegiatan separatis tersebut telah mendapat dukungan penuh dari negara X, dan negara X melakukan penyusupan memanfaatkan Alur Laut Kawasan Indonesia (ALKI).
Beberapa konflik yang terjadi maupun ketidakondusifnya negara telah dimanfaatkan oleh negara X untuk melaksanakan pengintaian di wilayah selatan ibukota, sehingga negara X banyak mengetahui kesiapsiagaan sistem pertahanan udara. Perkembangan yang diperoleh negara musuh dalam menjalankan aksinya telah melibatkan pesawat pengintai strategis, pembom tempur taktis, strategis serta didukung dengan pesawat angkut militer.
Untuk menghambat meluasnya gerakan, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, SE yang bertanggungjawab terhadap keamanan dan keutuhan terhadap wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mengadakan rapat koordinasi dengan para pejabat terkait. Pangkohanudnas yang bertanggungjawab atas keamanan wilayah udara nasional diperintahkan agar segera mengadakan operasi penindakan. Dalam melaksanakan operasi tersebut memperoleh dukungan pesawat tempur buru sergap F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahyudi, dan Pesawat Sukhoi dari Skadron Udara 11 Lanud Hasanudin Makassar.
Demikian skenario latihan puncak Kohanudnas Tutuka ke-34 tahun 2010 yang dibuka melalui Voice Teleconference di ruang Pusat Operasi Pertahanan Udara Nasional (Popunas) Kohanudnas, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin, (22/11) oleh Kasum TNI Marsdya Eddy Haryoko mewakili Panglima TNI selaku pimpiman umum Gladi Lapang Pertahanan Udara Nasional (Glalap Hanudnas) didampingi Komandan Komando Pendidikan dan Latihan (Dankodiklat) TNI Mayor Jendral TNI Mochammad Sochib, SE, MBA sebagai Direktur Latihan (Dirlat) dan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas) Marsekal Muda TNI Eddy Suyanto, ST sebagai Pelaku Latihan.
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, SE dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kasum TNI mengatakan bahwa gelar Glalap Hanudnas Tutuka ke-34 yang kita laksanakan ini merupakan latihan puncak Kohanudnas berfungsi sebagai penguji mekanisme, SDM dan alat utama (Alut) dengan menggunakan tolok ukur yang standar akan ditemukan titik lemah untuk dievaluasi dan titik kuat yang dapat digunakan sebagai standar kualitas.
Dalam perspektif pertahanan negara, perkembangan lingkungan strategis yang bergerak cepat baik pada lingkup nasional, regional maupun global serta kecenderungan yang bakal terjadi, ikut mewarnai semakin strategisnya makna dan peran wilayah udara bagi suatu bangsa, sehingga wilayah udara tidak lagi dipandang sebagai teritorial kosong yang dapat diabaikan, akan tetapi menjadi simbol kehormatan, kedaulatan sekaligus bagian integral dari kepentingan nasional.
Glalap yang akan dilaksanakan selama tiga hari mulai 22 sampai dengan 24 November 2010 akan melaksanakan Sistem Hanudnas dalam tiga tahap, pertama Hanud Area merupakan antisipasi terdepan terhadap ancaman pesawat musuh yang akan atau telah memasuki wilayah udara nasional NKRI.
Penindakannya dilakukan oleh pesawat tempur TNI AU, dan apabila pesawat musuh masih lolos dari, maka penindakan selanjutnya menjadi tugas Hanud Terminal, dalam hal ini Dentasemen Peluru Kendali (Denrudal) jarak sedang dan menengah dari unsur TNI AD, dan Rudal dari unsur TNI AL/KRI yang mempunyai kekuatan Hanud, dan apabila pesawat musuh masih lolos dari penyergapan Hanud Terminal, maka penindakan pada tahap ke tiga yaitu Hanud Titik, dengan menggunakan Meriam anti serangan udara dan Rudal jarak pendek dari unsur TNI AD. Dalam gladi lapang kali ini melibatkan akan Kosek Hanudnas I Jakarta dan Kosek Hanudnas III Medan beserta Satrad jajarannya, pesawat tempur buru sergap F-16 Fighting Falcon, Sukhoi dan Boing 737 serta Yon Arhanudse.
Hadir pembukaan Glalap Hanudnas Tutuka ke-34 th 2010 tersebut, Askomlek Panglima TNI, Asops Kasau, Wakapuspen TNI dan sejumlah pejabat Staf TNI, para Asisten Kohanudnas serta para undangan lainnya. Demikian keterangan Kepala Penerangan Kohanudnas Mayor Sus Suharto, SH.
Pen Kohanudnas
Beware | Interesting
0 komentar:
Post a Comment