Upaya Tim SAR gabungan mencari kotak hitam pesawat Sukhoi Superjet 100
yang menabrak Gunung Salak, Bogor, Rabu (9/5), akhirnya membuahkan
hasil. Blackbox yang menyimpan rekaman pembicaraan pilot dengan menara pengawas itu ditemukan tadi malam.
Menurut Komandan Korem 061/Suryakancana Kolonel (Inf) AM Putranto, kotak hitam Sukhoi Superjet 100 tersebut ditemukan tim dari Kopassus TNI-AD dan Federasi Panjat Tebing Indonesia. "Setelah diperiksa KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi), dipastikan bahwa bagian pesawat yang ditemukan Kopassus merupakan kotak hitam," jelasnya di Bogor.
Kotak hitam yang berbobot 5 kg sebenarnya berwarna oranye, tetapi saat ditemukan sudah menghitam bekas terbakar. Black box merupakan kunci untuk menentukan penyebab kecelakaan pesawat.
Dalam jumpa pers di Bandara Halim Perdanakusuma, kemarin siang, Ketua KNKT Tatang Kurniadi menyatakan pembacaan data rekaman kotak hitam akan dilakukan di Indonesia. Adapun hasil investigasi akan diumumkan satu tahun mendatang.
Saking pentingnya kotak hitam, sebanyak 512 orang dari Tim SAR Gabungan ditambah 12 orang dari Tim SAR Rusia tanpa kenal lelah melakukan pencarian. Keberadaan kotak hitam bahkan sempat memicu polemik, apakah akan dibaca di Indonesia atau di Rusia jika ditemukan.
Pihak Rusia, negara pembuat Sukhoi Superjet 100, pun akhirnya berjanji menyerahkan kotak hitam kepada Indonesia jika mereka yang menemukannya. "Sesuai peraturan internasional, kalau SAR Rusia menemukan kotak hitam, akan menyerahkan ke Indonesia," kata Ketua Tim SAR Rusia Cupalenkov.
Kondisi memprihatinkan
Sejauh ini, kondisi Tim SAR yang sudah tujuh hari berjibaku di Puncak Gunung Salak memprihatinkan. Kolonel AM Putranto selaku penanggung jawab lapangan Basarnas menjelaskan Tim SAR telah berhasil mengangkut 31 kantong jenazah ke RS Polri Jakarta.
Sebanyak tiga kantong jenazah berhasil diturunkan dari lokasi jatuhnya pesawat yang berada di sekitar ketinggian 2.000 meter dari permukaan laut, kemarin. Menurut Putranto, masih ada beberapa kantong lagi yang siap diturunkan.
Putranto mengatakan Tim SAR yang masih ditugaskan untuk menyelesaikan proses evakuasi termasuk mengambil potongan tubuh korban yang berada di atas pohon. Rencananya operasi masih dilanjutkan selama tiga hari ke depan, sebab sesuai ketentuan, evakuasi mestinya dihentikan pada hari ketujuh yang jatuh kemarin.
Ia membantah informasi yang menyebutkan Tim SAR telah mengevakuasi salah satu pramugari pesawat yang kondisinya masih utuh. Sebelumnya juga diberitakan pilot pesawat ditemukan memakai parasut. Penemuan parasut di pesawat sipil itu menghebohkan. Parasut hanya digunakan dalam pesawat militer.
Anggota KNKT Rusia Sergey Korostiev menjelaskan parasut itu sebenarnya berasal dari survival kit yang disiapkan jika pesawat mendarat darurat. "Berkaitan dengan parasut, saya mau informasikan bahwa parasut itu ada di dalam satu boks (kotak) kontainer yang merupakan kit kalau pesawat harus mendarat darurat," kilahnya.
Menurut Komandan Korem 061/Suryakancana Kolonel (Inf) AM Putranto, kotak hitam Sukhoi Superjet 100 tersebut ditemukan tim dari Kopassus TNI-AD dan Federasi Panjat Tebing Indonesia. "Setelah diperiksa KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi), dipastikan bahwa bagian pesawat yang ditemukan Kopassus merupakan kotak hitam," jelasnya di Bogor.
Kotak hitam yang berbobot 5 kg sebenarnya berwarna oranye, tetapi saat ditemukan sudah menghitam bekas terbakar. Black box merupakan kunci untuk menentukan penyebab kecelakaan pesawat.
Dalam jumpa pers di Bandara Halim Perdanakusuma, kemarin siang, Ketua KNKT Tatang Kurniadi menyatakan pembacaan data rekaman kotak hitam akan dilakukan di Indonesia. Adapun hasil investigasi akan diumumkan satu tahun mendatang.
Saking pentingnya kotak hitam, sebanyak 512 orang dari Tim SAR Gabungan ditambah 12 orang dari Tim SAR Rusia tanpa kenal lelah melakukan pencarian. Keberadaan kotak hitam bahkan sempat memicu polemik, apakah akan dibaca di Indonesia atau di Rusia jika ditemukan.
Pihak Rusia, negara pembuat Sukhoi Superjet 100, pun akhirnya berjanji menyerahkan kotak hitam kepada Indonesia jika mereka yang menemukannya. "Sesuai peraturan internasional, kalau SAR Rusia menemukan kotak hitam, akan menyerahkan ke Indonesia," kata Ketua Tim SAR Rusia Cupalenkov.
Kondisi memprihatinkan
Sejauh ini, kondisi Tim SAR yang sudah tujuh hari berjibaku di Puncak Gunung Salak memprihatinkan. Kolonel AM Putranto selaku penanggung jawab lapangan Basarnas menjelaskan Tim SAR telah berhasil mengangkut 31 kantong jenazah ke RS Polri Jakarta.
Sebanyak tiga kantong jenazah berhasil diturunkan dari lokasi jatuhnya pesawat yang berada di sekitar ketinggian 2.000 meter dari permukaan laut, kemarin. Menurut Putranto, masih ada beberapa kantong lagi yang siap diturunkan.
Putranto mengatakan Tim SAR yang masih ditugaskan untuk menyelesaikan proses evakuasi termasuk mengambil potongan tubuh korban yang berada di atas pohon. Rencananya operasi masih dilanjutkan selama tiga hari ke depan, sebab sesuai ketentuan, evakuasi mestinya dihentikan pada hari ketujuh yang jatuh kemarin.
Ia membantah informasi yang menyebutkan Tim SAR telah mengevakuasi salah satu pramugari pesawat yang kondisinya masih utuh. Sebelumnya juga diberitakan pilot pesawat ditemukan memakai parasut. Penemuan parasut di pesawat sipil itu menghebohkan. Parasut hanya digunakan dalam pesawat militer.
Anggota KNKT Rusia Sergey Korostiev menjelaskan parasut itu sebenarnya berasal dari survival kit yang disiapkan jika pesawat mendarat darurat. "Berkaitan dengan parasut, saya mau informasikan bahwa parasut itu ada di dalam satu boks (kotak) kontainer yang merupakan kit kalau pesawat harus mendarat darurat," kilahnya.
Kisah Lettu Taufik Menemukan Black Box SSJ 100
Bagi Letnan Satu Infantri Taufik Akbar, tanggal 15 Mei 2012 menjadi hari bersejarah baginya.
Itu setelah ia berhasil menemukan black box pesawat Sukhoi Super Jet (SSJ) 100, yang jatuh di Tebing Manik, Gunung Salak, Bogor pada 9 Mei 2012. Taufik sengaja diturunkan Kopassus untuk mencari kotak hitam pesawat nahas buatan Rusia.
Bersama Letnan Satu Incas Yunus, Sertu Diding, Serda Ahmad Baso, dan
Serda Chairil, Taufik diturunkan ke lokasi evakuasi Puncak Salak Satu,
menggunakan helikopter.
Setelah itu, mereka langsung bekerja menyusuri tebing, untuk mencari barang yang sangat dicari-cari tersebut.
"Sebenarnya, dari puncak salak ke tebing tempat pesawat jatuh, medannya cukup curam. Namun, kami ada tali, jadi menggunakan tali," ungkap Taufik di Pos Pusat Evakuasi Balai Embrio Ternak Kementerian Pertanian, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Bogor, Selasa (15/5/2012).
Tapi, untuk mencapai tebing tempat ekor pesawat berada, menurut Taufik harus dilengkapi dengan perlengkapan yang matang dan keterampilan khusus.
"Tebing kemiringannya 80 sampai 90 derajat, sehingga dibutuhkan tali dan kemampuan untuk menuruni tebing," tuturnya.
Sebelum menemukan black box, tim Taufik sempat menemukan barang yang diduga black box, karena warnanya kuning. Namun, ternyata itu hanya Emergency Locator Transmitter (ELT).
Kemudian, Taufik melakukan pencarian lebih pagi. Sejak pukul 08.00 WIB, ia bersama empat rekannya, dan dibantu dua anggota Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), melakukan pencarian black box.
Setelah dua jam, baru lah black box tersebut ditemukan.
"Ditemukan sekitar pukul 10.00 WIB," ucapnya.
Setelah itu, ia langsung memasukkan black box yang ditemukan dari timbunan tanah, ke dalam tas ransel, dan diangkat ke Puncak Manik.
Lantas, lima anggota Kopassus membawanya turun lewat jalan Cimelati, Sukabumi. Barang yang dibawa anggota Kopassus tersebut pun tiba di Pos Pusat Evakuasi Balai Embrio Ternak Kementerian Pertanian, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.
Setelah diperiksa, ternyata benar barang yang dibawanya adalah kotak hitam pesawat SSJ 100.
Bagi Letnan Satu Infantri Taufik Akbar, tanggal 15 Mei 2012 menjadi hari bersejarah baginya.
Itu setelah ia berhasil menemukan black box pesawat Sukhoi Super Jet (SSJ) 100, yang jatuh di Tebing Manik, Gunung Salak, Bogor pada 9 Mei 2012. Taufik sengaja diturunkan Kopassus untuk mencari kotak hitam pesawat nahas buatan Rusia.
Lettu Inf Taufik Akbar |
Setelah itu, mereka langsung bekerja menyusuri tebing, untuk mencari barang yang sangat dicari-cari tersebut.
"Sebenarnya, dari puncak salak ke tebing tempat pesawat jatuh, medannya cukup curam. Namun, kami ada tali, jadi menggunakan tali," ungkap Taufik di Pos Pusat Evakuasi Balai Embrio Ternak Kementerian Pertanian, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Bogor, Selasa (15/5/2012).
Tapi, untuk mencapai tebing tempat ekor pesawat berada, menurut Taufik harus dilengkapi dengan perlengkapan yang matang dan keterampilan khusus.
"Tebing kemiringannya 80 sampai 90 derajat, sehingga dibutuhkan tali dan kemampuan untuk menuruni tebing," tuturnya.
Sebelum menemukan black box, tim Taufik sempat menemukan barang yang diduga black box, karena warnanya kuning. Namun, ternyata itu hanya Emergency Locator Transmitter (ELT).
Kemudian, Taufik melakukan pencarian lebih pagi. Sejak pukul 08.00 WIB, ia bersama empat rekannya, dan dibantu dua anggota Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), melakukan pencarian black box.
Setelah dua jam, baru lah black box tersebut ditemukan.
Setelah itu, ia langsung memasukkan black box yang ditemukan dari timbunan tanah, ke dalam tas ransel, dan diangkat ke Puncak Manik.
Lantas, lima anggota Kopassus membawanya turun lewat jalan Cimelati, Sukabumi. Barang yang dibawa anggota Kopassus tersebut pun tiba di Pos Pusat Evakuasi Balai Embrio Ternak Kementerian Pertanian, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.
Setelah diperiksa, ternyata benar barang yang dibawanya adalah kotak hitam pesawat SSJ 100.
Kotak Hitam Ditemukan 100 Meter dari Pecahan Ekor Sukhoi
Black box atau Kotak hitam pesawat Sukhoi Super Jet 100 yang jatuh di Tebing Manik, Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat ditemukan 100 meter dari pecahan ekor pesawat.
Benda tersebut terlempar hingga 100 meter jauhnya karena posisinya berada di ekor pesawat.
"Benda tersebut ditemukan 100 meter di atas ekor pesawat, sehingga tidak nempel atau terlepas dari bodi pesawat yang terletak di bagian ekor," kata Danrem 061 Surya Kencana Kolonel Infantri Anton Mukti Putranto, Pos Pusat Evakuasi Balai Embrio Ternak Kementerian Pertanian, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Selasa (15/5/2012).
Kotak tersebut ditemukan tim C yang terdiri dari lima orang anggota Kopasus, dengan posisi tertimbun di bawah pohon. "Posisinya sudah terkubur tanah," kata ketua Tim C, Lettu Inf Taufik.
Keyakinan Taufik bahwa barang tersebut kotak hitam, berawal sejak dirinya pernah melihat foto barang tersebut. "Saya pernah ditunjukan foto benda tersebut. Foto kotak hitam pesawat Sukhoi," ucapnya.
Sumber :TribunNews & Media Indonesia
0 komentar:
Post a Comment