Rudal balistik antarbenua (ICBM) berhululedak nuklir R-36M2 Voyevoda (SS-18 Satan) milik Rusia. |
Moskwa - Rusia membutuhkan waktu sedikitnya 10 tahun untuk mengembangkan rudal
balistik antarbenua (ICBM) generasi baru, yang memanfaatkan bahan bakar
cair. Rudal tipe baru ini dirancang khusus, untuk menaklukkan sistem
perisai rudal yang sedang digelar AS di Eropa.
Pihak militer Rusia
pertama kali menyebutkan kemungkinan pengembangan ICBM baru itu pada
2009, tetapi keputusan resmi program pengembangan rudal tersebut baru diambil akhir tahun lalu.
Rudal jenis baru seberat 100 ton ini
dirancang untuk menggantikan rudal Voyevoda R-26M2, yang oleh NATO
dijuluki "Setan" (SS-18 Satan), karena mampu membawa 10 hulu ledak
nuklir independen yang masing-masing berdaya ledak 550-750 kiloton TNT.
"Secara
statistik, (pengembangan rudal) ini butuh waktu 10 tahun. Jika sebuah
negara sudah tidak melakukan itu selama 30 tahun, tentu saja berbagai
kesulitan akan tak terhindarkan," ujar Andrei Goryaev, Deputi Direktur
perusahaan pembuat rudal Rusia, yang ditugaskan mengembangkan rudal baru
ini, NPO Mashinostroyeniya, Selasa (8/5/2012).
Desember 2011,
Panglima Pasukan Rudal Strategis Rusia (SMF), Letnan Jenderal Sergei
Karakayev, mengatakan, rudal-rudal ICBM Rusia saat ini, yang masih
menggunakan bahan bakar padat, kemungkinan tak akan bisa menembus sistem
perisai rudal AS yang sudah sangat canggih.
Oleh sebab itu
dibutuhkan jenis rudal baru yang menggunakan bahan bakar cair, sehingga
akan memiliki kemampuan manuver yang lebih baik.
Sumber : Kompas
Baca Juga
0 komentar:
Post a Comment