Citra satelit yang dianalisis Jane's Defence Weekly menunjukkan pesawat-pesawat pengebom strategis B-1B Lancer (baris kiri dan atas) milik AU AS berada di pangkalan udara Al Udeid di Qatar. |
Meski berulang kali menghindari pembicaraan soal serangan militer ke
Iran, dan terus membujuk Israel untuk tidak melakukan serangan sepihak
sendirian ke fasilitas-fasilitas nuklir Iran, Amerika Serikat diam-diam
terus menumpuk kekuatan militer di sekitar kawasan Teluk Persia.
Penumpukan
kekuatan militer itu diduga kuat dilakukan, agar AS selalu siap dengan
berbagai pilihan respons jika sewaktu-waktu ketegangan soal program
nuklir Iran bereskalasi menjadi konflik terbuka.
Demikian terungkap dalam salah satu analisis majalah pertahanan terkemuka Jane's Defence Weekly
(JDW) edisi 11 April 2012 lalu. Meski pihak Pentagon dan negara-negara
Arab tak bersedia mengungkap posisi penyebaran kekuatan militer kunci AS
di kawasan Teluk Persia, penumpukan kekuatan tersebut bisa diketahui
secara detail dari analisis citra satelit komersial, berbagai keterangan
di laman resmi Departemen Pertahanan AS, dan pelacakan berbagai
informasi terbuka di media sosial di internet.
Penelusuran Kompas menunjukkan, posisi pesawat-pesawat militer AS di berbagai pangkalan udara di kawasan tersebut masih bisa dilihat di Google Earth pada hari Rabu (3/5/2012) malam ini.
Dalam
pengamatan JDW, AS menggelar aset-aset militer yang sangat lengkap,
mulai dari kekuatan pemukul, pengintai, hingga pertahanan antirudal dan
dukungan logistik. Di luar kekuatan pemukul utama yang terpusat pada dua
gugus tempur kapal induk USS Abraham Lincoln dan USS Enterprise yang
sedang berada di perairan sekitar Teluk, AS, juga menempatkan aset-aset
militernya di beberapa negara Arab.
Secara khusus, JDW menyebutkan
empat negara yang menjadi lokasi penempatan pesawat-pesawat militer AS,
yakni Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, Bahrain, dan Kuwait. Secara khusus,
pangkalan udara Al Udeid di Qatar dan pangkalan udara Al Dhafra di UEA
menjadi pusat pangkalan aset-aset militer AS itu.
Menurut analisis
JDW, di dua pangkalan tersebut terlihat sedikitnya empat pesawat
peringatan dini E-3 Sentry AWACS, lima pesawat pelacak sasaran darat E-8
Joint STARS (Joint Surveillance Target Attack Radar System), empat
pesawat mata-mata U-2 Dragon Lady, dan enam pesawat pengintai tak
berawak RQ-4 Global Hawk.
Untuk melakukan misi-misi dukungan
logistik, JDW menyebut ada lebih dari 20 pesawat tanker KC-135R
Stratotanker di pangkalan Al Udeid dan 12 pesawat tanker KC-10 Extender
di pangkalan Al Dhafra.
Selain kekuatan pengintai dan pendukung,
AS juga menyiapkan kekuatan pemukul yang tidak tanggung-tanggung. Dari
citra satelit pangkalan Al Udeid, terlihat sedikitnya enam pesawat
pengebom strategis jarak jauh B-1B Lancer milik AU AS (USAF) dan
pesawat-pesawat patroli maritim P-3C Orion milik AL AS (US Navy).
Di
Al Dhafra, sejak tahun lalu USAF telah menempatkan satu skuadron
pesawat tempur F-15C Eagle dan pesawat-pesawat tempur tak berawak MQ-1B
Predator. Disusul pada Februari, USAF mengirimkan satu skuadron F-15E
Strike Eagle di sebuah pangkalan yang tak disebutkan di kawasan Timur
Tengah. Pekan lalu pihak militer AS juga mengakui telah mengirimkan
pesawat-pesawat jet tempur tercanggih F-22 Raptor ke UEA.
Sementara
itu, satu skuadron F-16 Fighting Falcon yang baru saja ditarik dari
Irak kini masih disiagakan di pangkalan udara Ahmed Al Jaber di Kuwait.
Di negara yang sama, satu brigade penerbangan tempur AD AS (US Army)
yang dilengkapi heli-heli serbu AH-64D Apache juga belum ditarik pulang.
Aset-aset
militer yang berpangkalan di darat tersebut akan menjadi pelapis
serangan bagi kekuatan US Navy yang dilengkapi kapal-kapal perang dan
kapal selam peluncur rudal jelajah Tomahawk. Selain itu, sekitar 70-80
pesawat serbu F/A-18 Hornet dan Super Hornet yang diterbangkan dari dua
kapal induk AS.
Dengan puluhan pesawat tanker yang mampu melakukan
pengisian bahan bakar di udara, kekuatan pemukul itu masih bisa
didukung pesawat-pesawat pengebom strategis B-2 Spirit dan B-52
Stratofortress yang diberangkatkan dari pangkalan-pangkalan di Samudera
Pasifik, Samudera Hindia, dan dari daratan Amerika.
Sumber : Kompas
Baca Juga
0 komentar:
Post a Comment