Clock By Blog Tips

Thursday, January 5, 2012

Thein Sein Puji Langkah Militer


Naypidaw - Presiden pemerintah sipil Myanmar Thein Sein menegaskan kembali status militer negara itu dengan memuji militer dan bekas junta atas tindakan-tindakan reformasi politik baru-baru ini.

    Pada hari kemerdekaan negara itu Thein Sein menegaskan tentang pentingnya militer "Tatmadaw" Myanmar, yang telah melepaskan pengendalian langsung atas negara itu tahun lalu setelah pemilu yang kontroversial.

    "Tatmadaw lah yang memimpin negara ini membangun satu negara yang modern dan demokratis," katanya dalam satu pesan yang dibacakan Wakil Presiden Sai Mauk Kham untuk memperingati hari kemerdekaan dari Inggris.

    Militer melakukan tindakan-tindakan bertahap untuk menyusun satu konstitusi untuk menjalankan demokrasi multi-parti.

    Ulang tahun kemerdekaan Myanmar tahun 1948 biasanya digunakan oleh para jenderal yang berkuasa untuk memperingatkan bahaya-bahaya yang ditimbulkan negara-negara lain dan untuk mengecam "kolonialisme jahat".

    Dalam pernyataan-pernyataan yang mencerminkan pernyataan yang dibuat oleh orang kuat junta Than Shwe pada tahun-tahun sebelumnya, pemimpin baru Myanmar itu mempercayakan kepada tentara untuk menyatukan negara itu, yang selama puluhan tahun dilanda perang saudara antara militer dengan berbagai kelompok pemberontak etnik yang bersenjata.

    Dan ia menegaskan militer akan tetap satu unsur penting negara. "Tatmadaw yang berstandar internasional diperlukan untuk pertahanan nasional," kata pernyataan itu yang disampaikan pada sekitar 3.000 orang termasuk para menteri dan karyawan pemerintah di ibu kota Naypyidaw.

    Thein Sein menyalahkan "kekacauan-kekacauan" tahun 1988-saat pemberontak mahasiswa yang gagal yang didukung Aung San Suu Kyi dan gerakan pro-demokrasinya- karena membuat negara itu "ambruk".

    Dia tidak menyebut kehancuran ekonomi yang dilakukan diktator militer Ne Win puluhan tahun sebelumnya.

    Tetapi ada unsur-unsur dari nada yang lebih reformis yang menandakan kepemimpiannya, yang termasuk dialog dengan Aung San Suu Kyi, menangguhkan proyek bendungan raksasa dukungan China dan mendekati masyaraat internasional.


Sumber : SuaraKarya

0 komentar:

Post a Comment