Sudan Selatan akan menjadi pasar baru senjata Amerika Serikat setelah Presiden Barack Obama menyetujui penjualan peralatan militer dan senjata ke negara baru berdiri itu.
Situs televisi al-Alam, Ahad (8/1) melaporkan, Gedung Putih mengumumkan bahwa Presiden Obama dalam sebuah instruksi kepada Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, menyetujui penjualan senjata, peralatan tempur, dan pelayanan militer ke Sudan Selatan.
Obama mengeluarkan sebuah memorandum pada Jumat lalu, memberitahu Menlu dan Kongres bahwa ia telah menambahkan Sudan Selatan ke daftar negara-negara yang memenuhi syarat untuk membeli senjata dari AS.
Seorang pejabat AS mengatakan, Washington akan tetap memberi bantuan keamanan kepada Sudan Selatan, bantuan-bantuan yang dimulai sebelum mereka memperoleh kemerdekaan pada 9 Juli 2011.
Di pihak lain, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Victoria Nuland mengatakan, AS dan Sudan Selatan sedang mengkaji kerangka hubungan pertahanan masa depan, tapi hingga kini belum ada keputusan tentang hal itu. Ditambahkannya, "Sejak awal bahkan sebelum mereka merdeka, kami menyambut perundingan dengan para pejabat di wilayah itu terkait bagaimana menjamin keamanan perbatasan dan isu-isu pertahanan di masa mendatang."
"Pembicaraan sedang berlangsung. Saya tidak sadar bahwa kita telah sampai pada kesimpulan tentang apa yang mungkin mereka butuhkan dan apa yang mungkin bisa kita berikan", katanya. (IRIB Indonesia/RM)
Obama mengeluarkan sebuah memorandum pada Jumat lalu, memberitahu Menlu dan Kongres bahwa ia telah menambahkan Sudan Selatan ke daftar negara-negara yang memenuhi syarat untuk membeli senjata dari AS.
Seorang pejabat AS mengatakan, Washington akan tetap memberi bantuan keamanan kepada Sudan Selatan, bantuan-bantuan yang dimulai sebelum mereka memperoleh kemerdekaan pada 9 Juli 2011.
Di pihak lain, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Victoria Nuland mengatakan, AS dan Sudan Selatan sedang mengkaji kerangka hubungan pertahanan masa depan, tapi hingga kini belum ada keputusan tentang hal itu. Ditambahkannya, "Sejak awal bahkan sebelum mereka merdeka, kami menyambut perundingan dengan para pejabat di wilayah itu terkait bagaimana menjamin keamanan perbatasan dan isu-isu pertahanan di masa mendatang."
"Pembicaraan sedang berlangsung. Saya tidak sadar bahwa kita telah sampai pada kesimpulan tentang apa yang mungkin mereka butuhkan dan apa yang mungkin bisa kita berikan", katanya. (IRIB Indonesia/RM)
Sumber :Irib-Radio Iran
Baca juga
0 komentar:
Post a Comment