Clock By Blog Tips

Monday, January 16, 2012

Qatar Serukan Intervensi Militer di Suriah

Pemimpin Qatar, Sheikh Hamad bin Khalifa Al Thani

Doha - Pemimpin Qatar, Sheikh Hamad bin Khalifa Al Thani, menyerukan agar pasukan militer segera dikirim ke Suriah untuk menghentikan pembunuhan yang dilakukan rezim Presiden Bashar al-Assad.

Pernyataan tersebut dinilai mengejutkan karena untuk pertama kalinya seorang pemimpin negara Arab menyerukan secara terbuka intervensi militer di Suriah.

"Dalam menghadapi situasi seperti ini untuk menghentikan pembunuhan, kita harus mengirimkan pasukan," ujar Sheikh Hamad bin Khalifa Al Thani dalam wawancaranya dengan sebuah stasiun televisi swasta seperti dikutip BBC, Minggu, (15/1/2012).

Pernyataan Sheikh Hamad ini muncul setelah sebelumnya Pemerintah Suriah dinilai berusaha menggagalkan misi tim pemantau Liga Arab yang menjalankan misinya di Suriah.

Salah seorang anggota tim pemantau, Anwar Malek, yang mengundurkan diri pekan lalu mengatakan, misi yang dijalankan Liga Arab merupakan sebuah lelucon. Anwar Malek juga mengatakan, dia menyaksikan langsung kejahatan perang yang terjadi di Suriah.

Sementara itu dua anggota tim pemantau lainnya yang berasal dari Kuwait terluka akibat konvoi kendaraan mereka diserang di Kota Latakia. Insiden penyerangan ini menyebabkan misi ditunda dalam waktu yang tidak disebutkan.

Tim pemantau Liga Arab dijadwalkan akan memberikan laporan terkait pemantauan mereka di Suriah pada 19 Januari mendatang. Jika laporan tersebut membenarkan kejahatan perang yang terjadi di Suriah maka Liga Arab akan mengajukan Suriah ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Sejauh ini China dan Rusia yang mendukung rezim Presiden Assad menolak langkah Liga Arab tersebut. Kedua negara ini menilai hal itu dapat memicu intervensi internasional lain seperti yang terjadi pada Libya.

Sementara itu PBB dalam laporannya menyebutkan, sekira 400 warga sipil tewas selama tim pemantau berada di Suriah dan diperkirakan lebih dari 5.000 lainnya tewas sejak aksi protes anti-Assad berlangsung Maret 2011. Laporan terkait jumlah korban tewas sulit diverifikasi karena media asing dilarang melakukan peliputan di Suriah.


Sumber : Okezone

0 komentar:

Post a Comment