Clock By Blog Tips

Monday, January 2, 2012

2012, Perang Rusia Lawan Amerika


Moscow – Perdana Menteri (PM) Rusia Vladimir Putin mengumumkan penyediaan rudal balistik lintas benua. Jelang 2012, perseteruan Amerika Serikat (AS)-Rusia memanas. Apa yang sebenarnya terjadi?

Sulit dijelaskan mengapa Rusia awal pekan lalu tiba-tiba mengumumkan kesuksesan pengujian rudal pencegat berjarak pendek (short-range interceptor missile). Menurut media Rusia, RIA News Agency, rudal itu merupakan perisai antirudal yang bertujuan melindungi negara mereka.

Negara ini juga mengumumkan pengembangan Satan, rudal balistik lintas benua seberat 100 ton yang akan diluncurkan pada 2015. Baru-baru ini, Rusia menggelar jajak pendapat parlemen dan akan melaksanakan pemilihan presiden pada Maret 2012 mendatang.

Sehingga pengamat menyimpulkan, ada motivasi politik di balik pengumuman rencana rudal dan agenda yang lebih luas. Yakni keteguhan Rusia untuk menentang rencana instalasi rudal Amerika di wilayah Eropa Timur.

“(Rudal Rusia ini) erat kaitannya dengan rencana AS membuat sistem perlindungan udara di Eropa yang dekat perbatasan Rusia dan keengganan Amerika meyakinkan bahwa mereka takkan menyerang negara itu,” demikian dilaporkan media Pravda.

Menurut Sergei Karakaev, komandan satuan rudal di Kementerian Pertahanan Rusia, ini bukan berarti mereka menentang sistem perlindungan udara Amerika. “Kami menentang instalasinya karena bisa langsung diarahkan ke Rusia,” ujarnya, dikutip suratkabar tersebut.

Presiden Rusia Dmitry Medvedev pernah memprotes secara langsung dengan melakukan aksi walkout ketika AS-Rusia bertemu dan mendiskusikan instalasi rudal tersebut. Ia memperingatkan, Rusia akan membalas aksi itu dengan memasang rudal di Kaliningrad, wilayah terbaratnya.

Rusia bahkan mengancam akan keluar dari perjanjian pengurangan cadangan nuklir (strategic arms reduction treaty/START) yang diratifikasi tahun lalu. Dalam perjanjian itu, kedua negara sepakat mengurangi sepertiga cadangan senjata nuklir selama tujuh tahun ke depan.

Pengamat menyatakan, tindakan Medvedev itu juga bertujuan politik meski secara domestik. Sejak menjabat pada 2008, Medvedev yang anak didikan Putin juga ikut membantu ‘mengamankan panggung’ guna mempermudah langkah Putin yang kembali berniat menjadi capres.

Niatan Putin itu kemungkinan tak berjalan semulus keinginannya. Partai tempatnya bernaung, United Russia, nyaris tak memperoleh suara mayoritas saat pemilu parlementer digelar pada 5 Desember lalu. Apalagi, pemilu itu jadi olokan karena penghitungan suara bukannya 100%, malah 140%.

“Putin biasanya berkonsolidasi dengan kampanye melawan musuh abadinya, ekstremis Chechen, oligarki Rusia dan kini, Barat. Kali ini, ia membawa-bawa rudal sebagai taktik barunya,” tutur pengamat Rusia di Council on Foreign Relations, Anya Schmemann.

Rencana ini dinilai Schmemann berbalik menyerang Putin sendiri. Rakyat sudah lebih mengerti dalam beberapa tahun ini. Mereka menertawakan upaya Putin menyalahkan Amerika dan Menlu Hillary Clinton yang ia tuding mendukung protes terhadap hasil pemilu yang ajaib itu.

Rudal yang merupakan persenjataan berat ini diharapkan Rusia menjadi sebuah upaya untuk terus sejajar dengan Amerika sebagai salah satu kekuatan dunia. Bermotif politik atau tidak, tindakan semacam ini dari Rusia masih tetap mewarnai 2012.

Apa yang dilakukan Amerika? Pada pertengahan Desember ini, Presiden Barack Obama menunjuk duta besar baru untuk Moskow, Michael McFaul. Penunjukkannya amat sulit, Obama harus berjanji pada parlemen, McFaul takkan membocorkan rahasia keamanan negara kepada Rusia.



Sumber : Inilah

0 komentar:

Post a Comment