Clock By Blog Tips

Tuesday, November 22, 2011

Menhan Israel Serukan Aksi terhadap Iran

Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak


Washington - Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak, Senin (21/11), menyerukan dilancarkannya tindakan terhadap Iran guna "menghentikan negeri itu membuat senjata nuklir".

Namun ia tak mau mengatakan secara langsung apakah negaranya akan menyerang Iran, dan menyatakan, "Saya kira itu bukan topik untuk pembicaraan secara terbuka."

"Tapi saya bisa memberitahu anda bahwa laporan IAEA memiliki dampak yang membuat tidak tenang bagi banyak pemimpin dunia, dan orang mengerti bahwa waktunya sudah tiba," kata Barak dalam wawancara dengan jaringan TV CNN.

Ia merujuk kepada laporan yang dikeluarkan pada 8 November oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), yang berisi dugaan mengenai kegiatan yang ditujukan untuk membuat bom atom secara gelap oleh Iran. Laporan tersebut membuat AS dan beberapa negara Eropa mempertimbangkan untuk memperpanjang sanksi atas negara Persia itu.

Beberapa hari sebelum dikeluarkannya laporan IAEA tersebut, media Israel melaporkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Barak sedang mengupayakan dukungan kabinet bagi serangan militer terhadap Iran.

Barak mengatakan pemimpin IAEA Yukiya Amano "memberitahu secara langsung apa yang ia temukan", sehingga membuat program nuklir Iran "masalah utama bagi sanksi, bagi diplomasi intensif, yang sangat mendesak".

"Orang mengerti sekarang bahwa Iran bertekad menjangkau senjata nuklir. Tak ada penjelasan lain yang mungkin atau dapat dibayangkan bagi apa yang benar-benar telah mereka kerjakan. Dan itu mesti dihentikan," kata Barak sebagaimana dikutip Xinhua, Senin.

Barak menuduh Iran yang memiliki senjata nuklir "akan mengubah" seluruh wilayah tersebut jadi daerah nuklir, termasuk negara regional seperti Arab Saudi, Turki dan Mesir, serta memicu resiko membiarkan bahan nuklir jatuh ke tangan pelaku teror.

Sementara itu Iran mengumumkan kesiapannya untuk mengembangkan kerja sama dengan IAEA jika badan itu "melakukan pendekatan yang seimbang" dengan Republik Islam tersebut, kata kantor berita ISNA --yang mengutip Menlu Iran Ali Akbar Salehi, Senin.



Sumber : Analisa


0 komentar:

Post a Comment