F-16 |
Irak telah menandatangani perjanjian dengan Amerika Serikat untuk membeli delapan belas pesawat tempur F-16 dan telah membayar di muka sebagiannya dari kesepakatan, seorang penasihat perdana menteri Irak mengatakan.
"Irak telah menandatangani [kesepakatan] dengan Washington untuk membeli F-16," kata Ali Mussawi.
"Perjanjian ini, dimana Irak telah membayar sebagian uang, untuk 18 F-16 dalam tahap pertama," dia mengatakan dikutip AFP pada hari Selasa.
"Perjanjian ini, dimana Irak telah membayar sebagian uang, untuk 18 F-16 dalam tahap pertama," dia mengatakan dikutip AFP pada hari Selasa.
Mussawi tidak memberikan rincian tentang harga kontrak atau tanggal pengiriman pesawat tempur ', namun laporan telah menyebutkan para pejabat di Washington bahwa Baghdad telah membayar USD 1,5 milyar di muka.
Awal tahun ini, Irak dan Amerika Serikat sudah dekat untuk menandatangani kesepakatan, namun, Baghdad memutuskan untuk memutar rute USD 900 juta dari anggaran yang dialokasikan untuk kontrak rencana kesejahteraan.
Awal tahun ini, Irak dan Amerika Serikat sudah dekat untuk menandatangani kesepakatan, namun, Baghdad memutuskan untuk memutar rute USD 900 juta dari anggaran yang dialokasikan untuk kontrak rencana kesejahteraan.
Perjanjian ini diharapkan akan bernilai milyaran dolar, dan mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun untuk diterapkan karena membutuhkan waktu untuk pelatihan pilot Irak dan manufaktur pesawat.
Menurut Komandan pasukan udara AS di Irak Jenderal Russ Handy, sepuluh pilot Irak menerima pelatihan di AS dan tentu saja mereka akan selesai sebelum F-16 yang dikirim ke Irak.
Amerika Serikat dan sekutunya menginvasi Irak pada tahun 2003, mengutip kekhawatiran atas dugaan senjata pemusnah massal yang dimiliki oleh pemerintah diktator Irak Saddam Hussein.
Menurut Komandan pasukan udara AS di Irak Jenderal Russ Handy, sepuluh pilot Irak menerima pelatihan di AS dan tentu saja mereka akan selesai sebelum F-16 yang dikirim ke Irak.
Amerika Serikat dan sekutunya menginvasi Irak pada tahun 2003, mengutip kekhawatiran atas dugaan senjata pemusnah massal yang dimiliki oleh pemerintah diktator Irak Saddam Hussein.
Tidak ada senjata semacam itu pernah ditemukan di Irak. Namun, hampir 50.000 tentara Amerika masih tetap di negara itu.
0 komentar:
Post a Comment