New York - Ukraina dan Amerika Serikat telah menandatangani perjanjian, Senin, untuk merumuskan keinginan para pemimpin mereka untuk bekerja sama dalam mencegah meluasnya teknologi nuklir dan mengamankan material nuklir yang lepas. Nota kesefahaman itu ditandatangani oleh Menlu Ukraina Konstatyn Gryschenko dan Menlu AS Hillary Clinton, yang bertemu di sela sidang Majelis Umum PBB di New York.
Deplu AS mengatakan perjanjian "menyusun keinginan bersama" kedua negara "untuk melaksanakan sepenuhnya komitmen" pemimpin mereka yang dilakukan tahun lalu itu guna "mencegah pengembangbiakan dan mengamankan material nuklir yang rentan".
Pada pertemuan puncak keamanan nuklir pada April 2010, Presiden Ukraina Victor Yanukovich mengumumkan keputusan Ukraina untuk membongkar semua stok uranium yang telah sangat diperkaya (HEU)-nya pada Maret 2012.
AS, di bawah Presiden Barack Obama, telah menawari Ukraina keuangan dan keahlian teknik untuk membantu negara itu membongkar HEU-nya dan memodernisasi fasilitas riset nuklir sipil Ukraina.
"AS akan membantu konversi fasilitas-fasilitas itu supaya beroperasi lebih aman, bahan bakar uranium yang sedikit diperkaya, dan akan membangun sebuah fasilitas sumber neutron di Ukraina," kata deplu dalam sebuah pernyataan.
"Selain kemampuan riset baru, fasilitas sumber neutron akan dapat memproduksi 50 lebih isotop medis yang berbeda untuk merawat kanker dan penyakit lainnya," katanya.
Itu akan memenuhi standar keselamatan tertinggi berdasarkan pada teknologi terakhir, kata deplu menambahkan.
"AS berkomitmen untuk memenuhi semua tonggak bersejarah yang telah disetujui bagi pembangunan fasilitas sumber neutron pada Maret 2012 dan memberikan fasilitas operasional sepenuhnya pada 2014," katanya.
Bantuan keuangan dan teknik AS itu akan berjumlah lebih dari 60 juta dolar AS, tambahnya.
Deplu AS menekankan kemajuan pada kedua front, dengan Ukraina membongkar "satu bagian substansial" HEU-nya dan AS membuat kemajuan substansial pada proyek fasilitas sumber neutron".
Mereka mengharapkan pencakulan pertamanya di Ukraina dalam beberapa bulan mendatang.
"Kerja sama dengan Ukraina mengenai masalah ini merupakan bagian penting dari prakarsa Presiden Barack Obama untuk mengamankan semua material nuklir yang rentan di seluruh dunia," kata deplu.
Deplu AS mengatakan perjanjian "menyusun keinginan bersama" kedua negara "untuk melaksanakan sepenuhnya komitmen" pemimpin mereka yang dilakukan tahun lalu itu guna "mencegah pengembangbiakan dan mengamankan material nuklir yang rentan".
Pada pertemuan puncak keamanan nuklir pada April 2010, Presiden Ukraina Victor Yanukovich mengumumkan keputusan Ukraina untuk membongkar semua stok uranium yang telah sangat diperkaya (HEU)-nya pada Maret 2012.
AS, di bawah Presiden Barack Obama, telah menawari Ukraina keuangan dan keahlian teknik untuk membantu negara itu membongkar HEU-nya dan memodernisasi fasilitas riset nuklir sipil Ukraina.
"AS akan membantu konversi fasilitas-fasilitas itu supaya beroperasi lebih aman, bahan bakar uranium yang sedikit diperkaya, dan akan membangun sebuah fasilitas sumber neutron di Ukraina," kata deplu dalam sebuah pernyataan.
"Selain kemampuan riset baru, fasilitas sumber neutron akan dapat memproduksi 50 lebih isotop medis yang berbeda untuk merawat kanker dan penyakit lainnya," katanya.
Itu akan memenuhi standar keselamatan tertinggi berdasarkan pada teknologi terakhir, kata deplu menambahkan.
"AS berkomitmen untuk memenuhi semua tonggak bersejarah yang telah disetujui bagi pembangunan fasilitas sumber neutron pada Maret 2012 dan memberikan fasilitas operasional sepenuhnya pada 2014," katanya.
Bantuan keuangan dan teknik AS itu akan berjumlah lebih dari 60 juta dolar AS, tambahnya.
Deplu AS menekankan kemajuan pada kedua front, dengan Ukraina membongkar "satu bagian substansial" HEU-nya dan AS membuat kemajuan substansial pada proyek fasilitas sumber neutron".
Mereka mengharapkan pencakulan pertamanya di Ukraina dalam beberapa bulan mendatang.
"Kerja sama dengan Ukraina mengenai masalah ini merupakan bagian penting dari prakarsa Presiden Barack Obama untuk mengamankan semua material nuklir yang rentan di seluruh dunia," kata deplu.
Sumber : pesatnews
0 komentar:
Post a Comment