Institusi Polri rupanya tidak luput dari pantauan AS. Wikileaks mengungkap kawat diplomatik Kedubes AS Jakarta bagaimana mereka memetakan tokoh-tokoh kunci Polri di era Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD). AS menganggap reputasi Polri hancur akibat kasus Cicak vs Buaya.
Kawat diplomatik berkode 09JAKARTA2012 bertanggal 8 Desember 2009 diungkap Wikileaks di situs resminya, Rabu (24/8). "Masalah antara Polri dan KPK telah merusak reputasi Kapolri Bambang Hendarso Danuri dan seluruh Polri," demikian ringkasan kawat tersebut.
Tokoh kunci yang menjadi perhatian selain Kapolri BHD adalah Kabareskrim Komjen Susno Duadji dan penggantinya Komjen Ito Sumardi. All the President's Men, begitu kedubes AS menyebutnya, karena hubungan mereka bertiga dengan Presiden SBY.
"Danuri dan Susno sudah lama punya hubungan dengan SBY, begitu juga pengganti Susno, Ito Sumardi," demikian ungkap Kedubes AS.
BHD disebut sebagai seorang perfeksionis yang rajin merotasi para perwiranya. Saat kasus Cicak vs Buaya mencuat, BHD diangap pasang badan untuk Susno. Susno kemudian diganti dan Kedubes memantau Ito sudah diatur untuk menggantikan Susno. Bagaimana Kedubes melihat Ito?
"(Ito) Sumardi datang sebagai seseorang yang mendorong hubungan lebih dekat dengan AS. Dia responsif dan berpikiran reformis. Perlu dilihat bagaimana dia menghadapi berbagai tekanan dari situasi yang diwarisi untuknya," kata Kedubes.
Bagaimana dengan Susno? Dalam terminologi Cicak vs Buaya, Kedubes AS menyebutnya sebagai 'a muzzled crocodile' alias buaya yang diberangus. Susno memegang kunci atas kasus Bank Century.
"Susno tahu mungkin lebih banyak dari orang lain terkait penyelidikan Bank Century. Tapi pertanyaannya apa yang sebenarnya dia tahu dan apakah dia akan tetap bungkam," kata mereka.
Susno disebut Kedubes AS pernah curhat kepada pejabat Kedubes AS. "Dia sangat marah dan mengeluh kepada pejabat Kedubes AS saat tahu ponselnya disadap KPK," jelasnya.
Kawat diplomatik berkode 09JAKARTA2012 bertanggal 8 Desember 2009 diungkap Wikileaks di situs resminya, Rabu (24/8). "Masalah antara Polri dan KPK telah merusak reputasi Kapolri Bambang Hendarso Danuri dan seluruh Polri," demikian ringkasan kawat tersebut.
Tokoh kunci yang menjadi perhatian selain Kapolri BHD adalah Kabareskrim Komjen Susno Duadji dan penggantinya Komjen Ito Sumardi. All the President's Men, begitu kedubes AS menyebutnya, karena hubungan mereka bertiga dengan Presiden SBY.
"Danuri dan Susno sudah lama punya hubungan dengan SBY, begitu juga pengganti Susno, Ito Sumardi," demikian ungkap Kedubes AS.
BHD disebut sebagai seorang perfeksionis yang rajin merotasi para perwiranya. Saat kasus Cicak vs Buaya mencuat, BHD diangap pasang badan untuk Susno. Susno kemudian diganti dan Kedubes memantau Ito sudah diatur untuk menggantikan Susno. Bagaimana Kedubes melihat Ito?
"(Ito) Sumardi datang sebagai seseorang yang mendorong hubungan lebih dekat dengan AS. Dia responsif dan berpikiran reformis. Perlu dilihat bagaimana dia menghadapi berbagai tekanan dari situasi yang diwarisi untuknya," kata Kedubes.
Bagaimana dengan Susno? Dalam terminologi Cicak vs Buaya, Kedubes AS menyebutnya sebagai 'a muzzled crocodile' alias buaya yang diberangus. Susno memegang kunci atas kasus Bank Century.
"Susno tahu mungkin lebih banyak dari orang lain terkait penyelidikan Bank Century. Tapi pertanyaannya apa yang sebenarnya dia tahu dan apakah dia akan tetap bungkam," kata mereka.
Susno disebut Kedubes AS pernah curhat kepada pejabat Kedubes AS. "Dia sangat marah dan mengeluh kepada pejabat Kedubes AS saat tahu ponselnya disadap KPK," jelasnya.
Sumber : detik
0 komentar:
Post a Comment