Amin Hatit, pengamat masalah strategis regional seraya mengisyaratkan kebangkitan rakyat Bahrain menentang Rezim al-Khalifa menilai pemindahan pangkalan kapal armada militer kelima AS sebagai hal yang tak dapat dihindari.
Saat diwawancarai Fars News dan menjawab pertanyaan terkait berita yang dimuat Koran Times terkait rencana AS memintahkan pangkalan armada laut kelimanya dari Bahrain ke negara lain seperti Uni Emirat Arab dan Qatar, Amin Hatit menandaskan, hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari petinggi AS atau Bahrain.
"Namun menurut strategi militer, AS harus memindahkan pangkalan armada laut kelimanya dari Bahrain ke negara lain. Hal ini disebabkan, komando pusat harus berada di tempat yang aman dan Bahrain saat ini kondisinya sedang tidak stabil karena pemerintah tengah menghadapi aksi demo rakyat yang menuntut perubahan dan rezim al-Khalifa enggan memenuhi tuntutan rakyatnya malah Manama bersama Arab Saudi sibuk menumpas aksi demo rakyat," tandas Amin Hatit.
Pengamat masalah strategis kawasan ini menjelaskan, aksi demo dan instabilitas di Bahrain tidak mengindikasikan adanya prospek jelas terkait keamanan dan stebilitas di negara ini. Hal ini tentu saja mempengharuhi kinerja pangkalan armada kelima AS di kawasan. Oleh karena itu, saya menilai AS pasti akan memindahkan pangkalan kelimanya ini ke Qatar."Semua mengetahui bahwa Qatar adalah negara yang sepenuhnya berada di bawah pengaruh AS dan di negara ini tidak terjadi gelombang protes anti pemerintah. Selain itu, populasi penduduk Qatar juga relatif sedikit. Oleh karena itu, munculnya gelombang protes dan instabilitas di negara ini tidak banyak berpengaruh pada keamanan pangkalan armada kelima AS," ungkap Amin Hatit.
Ia menambahkan, AS dalam hal ini bebas menentukan tempat bagi pangkalan armadakelimanya, namun saya pikir Qatar adalah tempat yang paling cocok.
Sumber :Irib-Radio Iran
0 komentar:
Post a Comment