Menteri Pertahanan Jerman Thomas de Maziere |
Berlin - Menteri Pertahanan Jerman Thomas de Maziere, Sabtu (18/6/2011), mengecam operasi militer NATO di Libya.
Berbicara dengan majalah berita mingguan yang berbasis di Hamburg, Der Spiegel, menteri yang negaranya bukan bagian dari perang aliansi militer Barat di Liby, itu mengatakan bahwa perencanaan seluruh misi NATO di negara Afrika Utara itu tidak memiliki visi ke depan.
"Tentu saja, ketika memulai sesuatu, Anda selalu harus tahu, berapa lama Anda bisa bertahan," kata de Maziere seperti dikutip oleh majalah itu.
Jerman berada di bawah tekanan intensif oleh NATO, khususnya Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris, untuk bergabung dengan misi militer tersebut. Menurut de Maziere, AS sekali lagi meminta bantuan militer Jerman untuk operasi di Libya selama pertemuan NATO awal bulan ini, yang ditolak oleh Berlin. Jerman abstain dalam pemungutan suara di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada Maret untuk penggunaan kekuatan militer guna melindungi warga sipil di Libya, yang memicu kemarahan negara-negara anggota NATO lainnya.
Sementara itu, de Maziere mengatakan hal itu juga ’sangat tidak mungkin’ negaranya akan mengambil bagian dalam misi penjaga perdamaian di Libya bahkan setelah jatuhnya rezim Khadafy.
Pengamat politik di Berlin percaya bahwa pernyataan de Maziere terbaru itu hanya akan semakin memusuhi Washington dan memperdalam perbedaan di dalam NATO, yang peran politik dan militernya di masa datang sedang dipertaruhkan dipertaruhkan.
Kompas
0 komentar:
Post a Comment