Clock By Blog Tips

Friday, June 17, 2011

Gedung Putih: Perang Libya, Legal


Pemerintahan Presiden Barack Obama membela operasi militer di Libya, dengan mengatakan tidak perlu otorisasi dari Kongres AS.

Gedung Putih merencanakan untuk mengirim laporan setebal 30 halaman kepada Kongres guna menjelaskan peran terbatas Amerika dalam kampanye militer yang dipimpin NATO. Dengan demikian, Obama telah bertindak dalam hak konstitusionalnya untuk mengarahkan misi sendiri, Associated Press melaporkan pada hari Rabu (15/6).

Laporan itu disusun sebagai jawaban kepada anggota parlemen, yang mengkritik Obama selama perang Libya. Dokumen itu juga menyebutkan bahwa biaya operasi militer AS di Libya per 3 Juni 2011 sebesar 715 juta dolar. Jumlahnya kemungkinan bisa membengkak hingga 1,1 miliar dolar sampai awal September.

Ini merupakan kali pertama Gedung Putih menyajikan laporan detail mengenai operasi militer di Libya kepada Kongres, baik dari sisi anggaran hingga dasar hukumnya. Aksi di Libya itu tidak melalui persetujuan Kongres, seperti yang diatur dalam undang-undang War Powers Resolution.Gedung Putih menyatakan bahwa kampanye militer di Libya itu tidak perlu persetujuan Kongres, karena peran AS kali ini bersifat terbatas dan hanya mendukung operasi yang dipimpin NATO.

Pada tanggal 21 Maret atau dua hari setelah Presiden AS terlibat perang di Libya, Obama di hadapan Kongres mengatakan, esensi, masa, dan perspektif operasi AS akan tertuang dalam sebuah misi terbatas dan sepenuhnya jelas.Gedung Putih berada di bawah peningkatan tekanan dari lawannya di Kongres, yang menuntut rincian tentang tujuan Amerika di Libya dan mempertanyakan kemungkinan biaya dan rentang waktu misi tersebut.
 
 
 
 
 
 
 
Irib-Radio Iran

0 komentar:

Post a Comment