Clock By Blog Tips

Tuesday, May 10, 2011

Taiwan Gelar Rudal Supersonik Anti-Kapal


Seorang anggota parlemen, Ahad mengatakan, Taiwan menggelar satu rudal supersonik baru di kapal-kapal perangnya menanggapi ekspansi angkatan laut China yang cepat.

Pihak berwenang militer juga sedang mempertimbangkan penggelaran Hsiung Feng III-- rudal supersonik anti kapal-- dengan peluncur-peluncur bergerak, kata Lin Yu-fang dari partai Kuomintang dalam satu pernyataan mengutip keterangan Laksamana Madya Lee Hao.

"Beberapa tipe kapal perang telah dilengkapi dengan Hsiung Feng III (Angin Berani)," kata pernyataan itu.Tidak jelas berapa banyak rudal itu akan diproduksi, tetapi menurut Lin delapan pergat klas Perry dan tujuh kapal patroli akan dipasang senjata itu dalam proyek bernilai 11,89 miliar dolar Taiwan Hsiung Feng III, dirancang untuk memiliki kecepatan maksium dua kali kecepatan suara, dengan jangkauan tembak 130km.

Kementerian pertahanan Taiwan menyatakan gusar atas pembangunan angkatan laut China kendatipun para ahli mungkin masih memerlukan waktu bagi Tentara Pembebasan Rakyat untuk mengoperasikan armada kapal induk pertamanya yang dilenpkapi dengan jet-jet tempur.Tsai Teh-sheng , ketua Badan Keamanan Nasional Taiwan bulan lalu mengonfirmasikan bahwa "Varyag", satu kapal induk era Sovyet yang setengah selesai yang diperoleh Beijing tahun 1998, diperkirakan akan melakukan pelayaran pertama sebelum akhir tahun ini.

Tsai mengatakan kapal perang itu akan memiliki "kemampuan tempur khusus" dan akan menjadi sebagai satu pangkalan bagi jet tempur yang meniru pesawat tempur SU-33 buatan Rusia.Taiwan berencana membangun satu kapal perang "siluman" yang dipersenjatai dengan rudal-rudal tahun depan untuk menanggapinya, kata para perwira militer.

Seperti diketahui, hubungan antara China dan Taiwan membaik sejak politisi Ma Ying-jeou yang bersahabat dengan China menjadi presiden pulau itu tahun 2008, berikrar akan menerapkan kebijakan nonkonfrontasi terhadap Beijing.

Tetapi China masih tetap menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya menunggu disatukan kembali jika perlu dengan kekuatan militer kendatipun pulau itu memiliki pemerintah sendiri sejak perang saudara berakhir tahun 1949. 
 
 
 
 
 
theglobal-review.com

0 komentar:

Post a Comment