Clock By Blog Tips

Tuesday, May 10, 2011

Pasukan Suriah Semakin Garang


Damaskus – Pemerintah Suriah semakin menunjukkan tanda-tanda tidak ada kompromi dengan siapa yang berusaha melawan pemerintah. Otoritas telah mengirimkan ribuan pasukan ke wilayah pinggiran ibu kota Suriah,Damaskus.

Pasukan keamanan juga berusaha melanjutkan upaya mereka untuk menangkapi para aktivis antipemerintah serta membubarkan demonstrasi di Kota Homs,Daraa dan kota pelabuhan Baniyas. Pada Minggu (8/5), laporan dari Homs yang menyebutkan adanya tembakan membabi buta, penangkapan, dan kematian, termasuk seorang bocah lelaki berusia 12 tahun.Media pemerintah pun melaporkan 10 buruh tewas dibunuh pria bersenjata saat penggerebekan.

Jurnalis asing tidak diizinkan memasuki Suriah. Laporan- laporan itu pun sulit dikonfirmasi. Pada Minggu pagi, sebuah situs aktivis menyatakan wilayah Muadhamiya, barat Damaskus, dikepung militer tentara dan tank tersebar di jalanan kota di luar masjid.Para penembak jitu pun bertebaran di gedung-gedung tinggi. Pasukan keamanan pun melakukan penangkapan besarbesaran. Seorang warga mengatakan kepada BBC bahwa pasukan keamanan telah tersebar ke seluruh penjuru kota untuk mencegah masyarakat ikut berdemonstrasi.

“Terdengar suara tembakan tank dan senjata api yang data dari luar kota,” kata warga itu. Dia juga menambahkan bahwa tidak ada aliran listrik atau pun jaringan sinyal ponsel. Pemantau untuk Hak Asasi Manusia Suriah yang berbasis di London melaporkan bahwa wilayah Bab,Sebaa,Bab Amro, dan Tal al-Sour dalam kondisi terkepung total.Mereka melaporkan ratusan orang ditangkap dan banyak korban bertumbangan. Pada Jumat lalu saja, 15 orang tewas di Homs pada demonstrasi setelah salat Jumat.

“Kita tidak menunggu berapa lama lagi berhadapan dengan senjata-senjata.Bangsa-bangsa lain seperti Turki seharusnya melakukan sesuatu,”keluh seorang warga Homs. “Pemerintahan seharusnya melindungi rakyatnya, bukan membunuhnya.” Militer hanya menyatakan operasi melawan “teroris bersenjata”terus berlanjut. Radwan Ziadeh,seorang aktivis hak asasi manusia (HAM) yang tinggal di Washington, menuturkan bahwa situasi saat ini sangatlah gawat di Suriah. “Ketegangan makin memuncak, dan tidak ada perubahan kebijakan rezim Suriah menghadapi demonstrasi damai,” katanya.

Suriah terus bergejolak menyusul unjuk rasa massal di Timur Tengah dan Afrika Utara yang menuntut perubahan pemerintahan dari sistem diktator menjadi sistem yang lebih demokratis. Sementara itu, Raja Bahrain telah memerintahkan pencabutan status darurat yang diberlakukan sejak pertengahan Maret ketika protes massal terhadap pemerintah terjadi. “Status situasi darurat dicabut dari seluruh kerajaan Bahrain mulai 1 Juni 2011,” demikian dilaporkan kantor berita BNA, mengutip keputusan resmi raja tersebut.

Sedikitnya 30 orang dinyatakan meninggal ketika warga yang mayoritas Syiah turun ke jalan mencoba menggulingkan kerajaan yang dikuasai warga Sunni.Tercatat 20 orang aktivis politik ditangkap sehubungan dengan kerusuhan yang terjadi. Mereka ini oleh pengadilan militer Bahrain dianggap berusaha menggulingkan kerajaan dengan bantuan kelompok teroris asing. Sebelumnya, akhir bulan lalu, pengadilan yang khusus dibentuk dalam situasi darurat untuk mengadili para aktivis, menjatuhkan hukuman mati empat orang yang dinyatakan membunuh dua polisi selama kerusuhan.






Sindo

0 komentar:

Post a Comment