Ban Nongkana - Seorang komandan angkatan bersenjata Kamboja memberi instruksi di kamp militer di daerah perbatasan yang disengketakan di provinsi Oddar Meanchey, Kamboja, Minggu (24/4).
Tentara Kamboja dan Thailand saling melakukan tembakan artileri pada hari ketiga pertempuran dan telah menewaskan sedikitnya 11 tentara dan memaksa ribuan penduduk desa di perbatasan kedua negara itu mengungsi.
Pertempuran kembali meletus antara pasukan Thailand dan Kamboja, Minggu (24/3), dengan suara tembakan dan ledakan terdengar di dua sisi perbatasan yang disengketakan, hari ke tiga bentrokan.
Baku tembak yang telah menewaskan 11 orang di kedua pihak sejak Jumat, dimulai pukul 09:50 waktu setempat dengan suara ledakan-ledakan artileri. Penduduk desa dengan truk melarikan diri ke wilayah yang aman.
Penyebab bentrokan senjata terbaru itu tidak jelas dan kedua negara saling menyalahkan. Belum ada segera laporan menyangkut korban dalam bentrokan senjata terbaru itu, pertempuran perbatasan terburuk dalam hampir dua dasa warsa.
Setidaknya 11 tentara di kedua pihak tewas dalam pertempuran dua hari pertama, 43 tentara cedera dalam baku tembak di sekitar candi Ta Moan dan Ta Krabey, sekitar 150 km barat candi Preah Vihear yang berusia 900 tahun yang menjadi lokasi pertempuran berdarah Februari lalu.
Ribuan orang yang meninggalkan desa-desa ditampung di kamp-kamp di sisi perbatasan. Penduduk desa, banyak di antara mereka satu etnik, saling bergaul dan berdagang.
Tiga tentara Kamboja dan seorang tentara Thailand tewas, Sabtu dalam bentrokan senjata pada subuh hari barat Ta Krabey yang berlagsung selama lima jam, sehari setelah empat tentara Thailand dan tiga serdadu Kamboja tewas dalam pertempuran.
Kementerian pertahanan Kamboja sebelumnya mengecam Thailand karena melancarkan serangan yang bertujuan untuk menguasai dua candi itu dan menuduh tentara menembakkan peluru meriam 75 dan 105mm "yang berisikan gas beracun".
Menteri Luar Negeri Thailand Kasit Piromya mengatakan tuduhan-tuduhan itu "tidak beralasan" dan Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva mengirim sepucuk surat kepada Dewan Keamanan PBB menuduh Kamboja melancarkan "serangan yang tidak sah dan membabibuta" dengan menembakkan senjata-senjata berat dekat para warga sipil dan sebuah rumah sakit.
Kedaulatan atas candi-candi Hindu -- Preah Vihear, Ta Moan dan Ta Krabey--dan hutan Pegunungan Dangrek di sekitar lokasi itu disengketakan sejak Prancis melepaskan kekuasaannya atas Kamboja tahun 1950-an.Ta Moan dan Ta Krabey,dibangun pada abad ke-12 ketika kekaisaran Khmer Kamboja membentang sampai ke daerah-daerah Thailand.
Thailand mengatakan dua candi itu terletak dalam provinsinya Surin sesuai dengan peta tahun 1947. Kamboja menolak itu dan mengatakan candi-cadi itu terletak di provinsinya Oddar Meanchey.
Kedua negara terlibat konflik sejak Juli 2008, ketika candi Preah Vihear diberikan status oleh UNESCO sebagai Warisan Dunia, yang Thailand tentang dengan alasan tanah di sekitar candi itu tidak pernah didemarkasi.
Analisa
0 komentar:
Post a Comment