Clock By Blog Tips

Monday, March 21, 2011

Pesawat AS Jatuhkan 40 Bom di Libya, 48 Orang Tewas


TRIPOLI -  Televisi pemerintah Libya melaporkan 48 orang tewas dan 150 lainnya cedera akibat serangan udara sekutu dan serangan-serangan baru di Tripoli, Minggu (20/3) pagi.

Pasukan Barat, Sabtu (19/3), menghantam sasaran-sasaran di sepanjang pantai Libya dengan menggunakan serangan udara dan laut terhadap pasukan Muamar Qaddafi. Tujuan serangan itu agar pasukan Qaddafi melakukan gencatan senjata terhadap pemberontak dan menghentikan serangan terhadap penduduk sipil.

Stasiun televisi CBS News di laman internetnya, Minggu (20/3) mengatakan, tiga pembom siluman AS B-2 menjatuhkan 40 bom di satu "lapangan udara penting" Libya, yang tidak disebutkan namanya. Seorang juru bicara Pentagon mengatakan pihaknya tidak memperoleh informasi tentang serangan itu.
Pesawat-pesawat tempur Prancis melancarkan serangan pertama dalam intervensi militer internasional terbesar di dunia Arab sejak invasi di Irak tahun 2003, menghancurkan tank-tank dan kendaraan-kendaraan lapis baja di daerah Benghazi, pangkalan pemberontak di Libya timur.

Beberapa jam kemudian kapal-kapal perang AS dan Inggris dan kapal-kapal selam menembakkan 110 rudal Tomahawk ke pertahanan udara sekitar ibu kota Tripoli dan kota Misrata di daerah barat, yang dikepung pasukan Qaddafi. Demikian dikatakan para pejabat militer AS.

Mereka mengatakan pasukan AS dan pesawat-pesawat tempur bekerja sama dengan Inggris, Prancis, Kanada dan Italia dalam operasi "Fajar Odyssey".

Qaddafi menanggapi serangan itu dengan menyatakan "Kini saatnya mengeluarkan persediaan dan mempersenjatai seluruh massa dengan semua jenis senjata untuk mempertahankan kemerdekaan persatuan dan kehormatan Libya," katanya dalam pesan audio yang disiarkan televisi pemerintah beberapa jam setelah serangan-serangan itu dimulai.

Cina dan Rusia, yang abstain dalam pemungutan suara Dewan Keamanan PBB pekan lalu, menyatakan penyesalan mereka terhadap aksi militer itu. Kementerian luar negeri Cina mengatakan pihaknya mengharapkan konflik itu tidak membawa kehilangan nyawa warga sipil yang lebih besar.





PRLM

0 komentar:

Post a Comment