Clock By Blog Tips

Tuesday, January 18, 2011

Seoul: Korea Utara Terancam Kiamatnya Sendiri


SEOUL  – Korea Utara akan menuju kehancurannya sendiri jika terus saja mengerahkan sumber daya nasional yang jarang ke dalam program senjata nuklir dan militernya. Peringatan itu disampaikan seorang pejabat Korea Selatan dalam rekaman wawancara yang siap tayang Senin (17/1) waktu setempat
.
Para pejabat Korea Selatan mempergunakan bahasa yang keras terhadap Korea Utara setelah dua kali serangan mematikan tahun lalu yang menewaskan puluhan orang. Namun, pejabat tinggi Korsel jarang berbicara di hadapan umum mengenai kemungkinan keruntuhan Korut. Hal itu memperlihatkan sikap Korsel yang semakin kehilangan kesabaran dengan negara tetangganya.

"Menurut saya, mereka akan sampai pada titik tempat mereka tak bisa lagi menahan beban pengeluaran militer," kata Chun Yung-woo kepada PBS Newshour seperti bagian wawancara yang dimuat di situs internetnya.

Chun adalah kepala penasihat presiden Korsel mengenai keamanan nasional dan urusan luar negeri dan dulu merupakan ketua juru runding dialog enam negara yang kini terhenti mengenai program senjata nuklir Korut.
"Mereka sudah menderita karena kesengsaraan, saya rasa kondisi mereka akan memburuk," kata Chun.

"Menurut saya, obsesi mereka terhadap kemampuan militer, khususnya senjata pemusnah massal seperti senjata nuklir, senjata kimia, akan menjadi jalan pintas menuju kematian mereka," tambahnya.
Ia mengatakan, keinginan Korut untuk berubah memang bertambah, namun ia menolak memprediksikan kapan perubahan itu bisa terjadi.

Perekonomian Korut dihancurkan oleh bencana alam serta kesalahan pengelolaan pada dekade1990-an. Reformasi keuangan tahun 2009 yang merusak serta bencana banjir besar tahun lalu dikhawatirkan semakin memperburuk kondisi itu.

Akan tetapi, para pakar mengatakan bahwa Korut masih mencurahkan sebagian besar dari sumber dayanya yang tidak banyak itu kepada 1,2 juta orang personel militernya berdasarkan kebijakan "militer yang utama".

November tahun lalu, Korut mengungkapkan keberadaan fasilitas pengayaan uranium yang memungkinkan negara tersebut menempuh jalur kedua untuk membuat bom atom selain melalui program berbasis plutoniumnya yang sudah banyak diketahui.

Korut telah mengerahkan sejumlah tank jenis baru di dekat perbatasan dengan Korsel dan memperbanyak jumlah prajuritnya dalam beberapa tahun terakhir, demikian disebutkan dalam sebuah dokumen pertahanan Korsel yang dirilis akhir bulan lalu.

Ketegangan di Semenanjung Korea memuncak setelah Korut menembakkan artileri di sebuah pulau perbatasan terluar Korsel di dekat perbatasan laut kedua negara yang masih disengketakan, penembakan itu merenggut nyawa empat orang.

Penembakan itu dilakukan delapan bulan setelah penenggelaman kapal perang yang disebut Korsel dan AS sebagai perbuatan Korut. Korut membantah pihaknya bertanggung jawab atas penenggelaman mematikan yang menewaskan 46 orang pelaut tersebut dan mengatakan bahwa Korsel memprovokasi sehingga menyebabkan serangan terhadap pulau tersebut.

Menurut Chun, serangan tersebut menandakan betapa putus asanya Korut karena belitan krisis ekonomi.
"Menurut saya, perilaku Korea Utara membuat kita bisa melihat Korea Utara apa adanya, bukan seperti yang ingin kita lihat," kata Chun.

"Saya cenderung melihatnya sebagai indikasi keputusasaan mereka (Korea Utara)," tambah Chun. 
Suaramedia

0 komentar:

Post a Comment