Paket berisi bom disingkirkan polisi Inggris dari sebuah pesawat kargo yang terbang dari Yaman, Jumat (29/10/2010). Paket itu rencananya akan dikirim ke Chicago, AS
SANAA - Dinas intelijen Yaman membebaskan secara bersyarat seorang perempuan yang dicurigai berada di belakang pengiriman dua paket bom melalui pesawat barang dengan tujuan Amerika Serikat, kata seorang pejabat keamanan kepada Xinhua, Minggu (31/10).
Pembebasan tersebut dilakukan sehari setelah penangkapannya oleh petugas keamanan Yaman setelah mereka menerima keterangan dari dinas intelijen AS. "Hanan as-Samawi dibebaskan Minggu malam dengan syarat ia ada saat dipanggil untuk pemeriksaan rutin," kata pejabat intelijen tersebut, yang tak ingin disebutkan jatidirinya. Pejabat AS dan Arab Saudi tak memberi bukti yang cukup secara hukum untuk menghukum perempuan Yaman itu," kata pejabat tersebut. Ia menambahkan, "Tak ada bukti yang memberatkan dia. Sejauh ini, perempuan tersebut bersih," katanya.
Hanan as-Samawi (22 tahun), mahasiswi Yaman yang berada pada tahun terakhir masa kuliah sains komputer di Fakultas Rekayasa Sanaa University, ditangkap, Sabtu (30/10), setelah keterangan dari dinas intelijen AS, demikian laporan media resmi. Mohammed as-Samawi, ayah Hanan as-Samawi, mengonfirmasi bahwa anaknya dan ibu Hanan telah ditangkap.
Sabtu, Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, mengatakan dalam sebauh pidato bahwa pasukan keamanan mengepung satu rumah tempat tinggal perempuan yang dicurigai berada di belakang paket bom tersebut. Hanan ditahan bersama ibunya, setelah pelacakan melalui nomor telepon genggam pada tanda terima untuk paket yang berisi bahan peledak itu, kata beberapa pejabat. "Menurut keterangan yang kami terima, dia adalah perempuan yang telah mengirim kedua paket itu melalui kantor pengiriman barang," kata Ali Abdullah Saleh kepada wartawan.
Rencana teror yang gagal itu telah memicu kekhawatiran soal keamanan di seluruh Atlantik. Dua paket yang mencurigakan ditemukan Kamis malam (28/10) di pesawat barang yang berasal dari Yaman dan terbang menuju AS. Dengan bantuan dinas intelijen Amerika Serikat, Yaman telah meningkatkan keamanannya selama serangan udara terhadap sayap Al-Qaeda sejak kelompok tersebut mengaku bertanggung jawab atas upaya untuk meledakkan satu pesawat penumpang AS pada Desember 2009.
Abdul Rahman Barman dari kelompok hak asasi Yaman, Hood, mengatakan, ia ragu bahwa Hanan berada di belakang rencana tersebut, karena perempuan itu diketahui tak memiliki hubungan dengan kelompok gerilyawan. Al Qaeda pun kelihatannya tak mungkin telah meninggalkan nomor telepon yang bisa memberatkan anggotanya di paket tersebut. Ratusan mahasiswa berpawai di Sanaa Unviersity untuk menyerukan pembebasan Hanan as-Samawi.
kompas
Pembebasan tersebut dilakukan sehari setelah penangkapannya oleh petugas keamanan Yaman setelah mereka menerima keterangan dari dinas intelijen AS. "Hanan as-Samawi dibebaskan Minggu malam dengan syarat ia ada saat dipanggil untuk pemeriksaan rutin," kata pejabat intelijen tersebut, yang tak ingin disebutkan jatidirinya. Pejabat AS dan Arab Saudi tak memberi bukti yang cukup secara hukum untuk menghukum perempuan Yaman itu," kata pejabat tersebut. Ia menambahkan, "Tak ada bukti yang memberatkan dia. Sejauh ini, perempuan tersebut bersih," katanya.
Hanan as-Samawi (22 tahun), mahasiswi Yaman yang berada pada tahun terakhir masa kuliah sains komputer di Fakultas Rekayasa Sanaa University, ditangkap, Sabtu (30/10), setelah keterangan dari dinas intelijen AS, demikian laporan media resmi. Mohammed as-Samawi, ayah Hanan as-Samawi, mengonfirmasi bahwa anaknya dan ibu Hanan telah ditangkap.
Sabtu, Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, mengatakan dalam sebauh pidato bahwa pasukan keamanan mengepung satu rumah tempat tinggal perempuan yang dicurigai berada di belakang paket bom tersebut. Hanan ditahan bersama ibunya, setelah pelacakan melalui nomor telepon genggam pada tanda terima untuk paket yang berisi bahan peledak itu, kata beberapa pejabat. "Menurut keterangan yang kami terima, dia adalah perempuan yang telah mengirim kedua paket itu melalui kantor pengiriman barang," kata Ali Abdullah Saleh kepada wartawan.
Rencana teror yang gagal itu telah memicu kekhawatiran soal keamanan di seluruh Atlantik. Dua paket yang mencurigakan ditemukan Kamis malam (28/10) di pesawat barang yang berasal dari Yaman dan terbang menuju AS. Dengan bantuan dinas intelijen Amerika Serikat, Yaman telah meningkatkan keamanannya selama serangan udara terhadap sayap Al-Qaeda sejak kelompok tersebut mengaku bertanggung jawab atas upaya untuk meledakkan satu pesawat penumpang AS pada Desember 2009.
Abdul Rahman Barman dari kelompok hak asasi Yaman, Hood, mengatakan, ia ragu bahwa Hanan berada di belakang rencana tersebut, karena perempuan itu diketahui tak memiliki hubungan dengan kelompok gerilyawan. Al Qaeda pun kelihatannya tak mungkin telah meninggalkan nomor telepon yang bisa memberatkan anggotanya di paket tersebut. Ratusan mahasiswa berpawai di Sanaa Unviersity untuk menyerukan pembebasan Hanan as-Samawi.
kompas
0 komentar:
Post a Comment