Clock By Blog Tips

Tuesday, November 16, 2010

Korsel Awasi Ketat Aktivitas Nuklir Korut

 Korea Selatan menyatakan mereka tidak dapat memastikan laporan bahwa Korea Utara sedang membangun reaktor nuklir baru, namun memantau ketat kegiatan nuklir Korut.
Seorang ilmuwan AS, yang mengunjungi Korut pekan lalu, mengatakan telah diberitahu oleh sejumlah pejabat di sana bahwa terdapat pekerjaan yang telah dimulai untuk sebuah reaktor.
"Mereka mengatakan bahwa sedang membangun reaktor air ringan untuk percobaan kecil di Yongbyon, yang diperkirakan berukuran 25 hingga 30 megawatt," ujar Siegfried Hecker yang disiarkan oleh NHK.

Reaktor air ringan umumnya digunakan untuk nuklir dengan tujuan yang bermanfaat. Para ahli mengatakan pada umumnya hal itu amat susah untuk mengekstrak plutonium bagi pembuatan senjata nuklir.
Beberapa pemerhati di Seoul mengatakan bahwa Korut mungkin menekankan kepada seluruh ahli atomnya dengan harapan dapat mendorong Amerika Serikat ke arah pelanjutan perundingan pelucutan nuklir enam negara yang terhenti.

Jurubicara Kementerian Luar Negeri Korsel, Kim Young-Sun mengatakan bahwa Korsel tidak mengetahui kemampuan negara tetangganya mengenai sejumlah reaktor air ringan.
Bagaimanapun, Kim mengatakan bahwa jika proyek itu diketahui, "akan amat bertentangan dengan dugaan dari para anggota perundingan enam negara dan masyarakat internasional".
Korut berjanji akan menyerahkan seluruh senjata nuklirnya dan program terkait nuklir pada persetujuan enam negara 2005, ujar Kim.

"Hal itu penting bagi Korut untuk bersungguh-sungguh memenuhi janji dan desakan internasional bagi perdamaian dan stabilitas di semenanjung Korea," tambah Kim.
Korut keluar dari peruningan pada April 2009 dan menjalankan percobaan nuklir keduanya pada Oktober.

Dalam beberapa bulan terakhir, mereka menyatakan keinginan bersyarat untuk melanjutkan perundingan, namun sebagai imbalannya, Korut menginginkan pencabutan hukuman dan kesungguhan AS untuk mengadakan perundingan secara terpisah pada perjanjian perdamaian.
AS mengatakan Korut harus memperlihatkan keinginan untuk menghentikan program nuklirnya dan memperbaiki hubungan dengan Korsel sebelum perundingan enam negara dapat dilanjutkan.
Pada 1994, AS mencapai kesepakatan dengan Korut dimana beberapa negara akan membangun dua reaktor air ringannya untuk menghasilkan listrik.

Sebagai imbalannya, Korut harus menutup reaktor penghasil plutonium di Yongbyon.
Kesepakatan batal pada 2002, sehingga sejumlah reaktor tidak pernah terselesaikan dawn Korut kembali memulai reaktor sebenarnya. (Ant/AFP) 

analisa

0 komentar:

Post a Comment