Clock By Blog Tips

Monday, November 29, 2010

Konflik Korea I Petinggi Korut Kunjungi China

SEOUL – Serangan Korea Utara (Korut) terhadap Korea Selatan (Korsel) telah memicu kekhawatiran pemodal asing di Korsel.

Akibatnya, pasar keuangan di Korea Selatan menderita tekanan jual cukup hebat. Asing telah melego saham senilai 60 miliar dollar AS, sedangkan investor lokal melepas 450 miliar saham. “Pada hari Jumat, mata uang won Korsel turun terhadap dollar AS sebesar 2 persen.

Ini merupakan yang terburuk dalam lima bulan terakhir,” kata sebuah sumber di Seoul, Minggu (28/11).

Sumber di Korsel itu menambahkan pemodal asing menjual 230 miliar dollar AS obligasi pada perdagangan akhir pekan lalu. Hal itu dapat mengangkat acuan menjadi 4,03 persen setelah dua hari sebelumnya cenderung stagnan.

Pemodal mancanegara mulai menanamkan modal di Negeri Ginseng awal 2009 setelah krisis keuangan. Mereka membeli obligasi Korsel 90 triliun won. Jika ketegangan antara Korsel dan Korut makin meningkat, asing memilih meninggalkan negeri itu.

Dampak ketegangan antara Korsel dan Korut terhadap perekonomian sangat kecil. Perundingan Darurat Sementara itu, ketegangan di Semenanjung Korea tetap belum mencair.

Angkatan Laut (AL) AS, Minggu, mulai menyiapkan rudalrudal jelajah jarak jauh di landasan tembak mereka di Laut Kuning, menyambut latihan militer gabungan yang diadakan AS dan Korsel.

Kementerian Pertahanan Korsel meminta para wartawan untuk segera meninggalkan Pulau Yeonpyeong karena situasi keamanan di pulau tersebut makin memburuk. Banyak warga Korsel yang telah lebih dahulu dievakuasi dari pulau tersebut.

Sementara itu, China menyerukan diadakan perundingan darurat. Dalam seruannya yang dinyatakan di Beijing, utusan khusus China untuk Korut, Wu Dawei, menegaskan bahwa perundingan darurat yang mereka usulkan itu tak akan mengarah ke pembahasan menyangkut dimulainya kembali perundingan 6 pihak mengenai pelucutan senjata nuklir Korut, perundingan di mana Korut menghentikan keikutsertaannya 2 tahun lalu dan kini mengalami kebekuan. Korsel menyatakan akan mempertimbangkan secara cermat usulan China.

Jepang masih bereaksi dingin dengan usulan China itu. “Kami ingin menanggapi secara hati-hati (usulan China itu), sementara kerja sama erat dengan Korsel dan AS terus kami lakukan,” demikian laporan kantor berita Kyodo mengutip pernyataan Wakil Menteri Sekretaris Negara Jepang, Tetsuro Fukuyama.

Kantor berita Korsel, Yonhap, mengatakan AL Korut mulai memindahkan rudal-rudah jelajah antarnegara di garis depan pertahanan, merespons adanya latihan militer gabungan AS dan Korsel. Korut melalui kantor beritanya, KCNA, memperingatkan kemungkinan serangan balasan jika batas kedaulatan wilayahnya dilanggar oleh latihan militer gabungan AS dan Korsel itu.

Latihan militer AS dan Korsel diadakan di kawasan perairan wilayah Korsel yang jauh dari kawasan perbatasan laut dengan Korut.

Latihan ditentang China karena kekhawatiran akan memprovokasi Korut. Sedikitnya 11 kapal perang dilibatkan. Kapal induk bertenaga nuklir milik AS, USS George Washington, yang membawa 75 pesawat tempur dan kru sebanyak lebih dari 6.000 orang, telah bergabung dalam latihan itu.

Salah seorang pejabat United States Forces Korea (USFK), pasukan tempur AS yang ditempatkan di Korsel, menyatakan masih akan ada tambahan 6 kapal perang AS yang akan juga ikut bergabung. Korsel menurunkan 3 kapal perang jenis destroyer, freegates, dan pesawat tempur antikapal selam.

Washington menyatakan latihan militer gabungan itu mereka adakan sebagai peringatan kepada Korut untuk tidak lagi melakukan serangan rudal seperti yang mereka lakukan Selasa (23/11) yang menewaskan 4 tentara Korsel.

Kantor berita China, Xinhua, mengabarkan Ketua Umum Dewan Rakyat Agung Korea Utara akan mengunjungi China pada Selasa (30/11). 

Koran Jakarta

 

0 komentar:

Post a Comment