Clock By Blog Tips

Friday, November 26, 2010

Berusaha Taklukkan Korut, AS Rayu China

Laksamana Mike Mullen
WASHINGTON  – Pada hari Rabu waktu setempat, pemerintah Obama berusaha membujuk China agar membantu mengekang Korea Utara setelah melakukan serangan mematikan terhadap Korea Selatan, Selasa lalu. 

Laksamana Mike Mullen, ketua Kepala Staf Gabungan militer AS, mendesak China agar mengambil tindakan. Ia menyebut Beijing "amat penting" dalam upaya untuk membuat Korut menghentikan provokasi-provokasi militernya.
"Amat penting bagi China untuk memimpin," kata Mullen pada program "The View" yang ditayangkan ABC. "Satu-satunya negara yang memiliki pengaruh di Pyongyang hanya China," tambahnya.

Presiden Barack Obama bersiap menelepon Presiden China Hu Jintao guna menyampaikan permintaan tersebut, kata sejumlah pejabat Gedung Putih. Mereka menambahkan bahwa Menteri Luar Negeri Hillary Rodham Clinton kemungkinan akan menelepon Menteri Luar Negeri China Yang Jiechi untuk menindaklanjuti telepon serupa dari para pejabat AS kepada pejabat China yang menyandang jabatan sama.

Tapi, sebagian analis mengharapkan China, yang berhati-hati agar tidak merusak stabilitas Korut, agar menggunakan pengaruh ekonomi dan militernya dengan cara apa pun untuk memengaruhi perilaku Korut.
Di Seoul, pemerintah Korsel berusaha mencari respons yang tepat saat Presiden Lee Myung-bak tidak mendapatkan cara yang jelas untuk melanjutkan meski sebelumnya berjanji akan mengambil sikap yang keras terhadap Korut.

Kebuntuan itu semakin mempertegas kebingungan yang dihadapi kedua negara. Sanksi keras yang didorong Obama dan Lee setelah Korut melakukan uji coba nuklir tahun lalu, atau kelanjutan bantuan dan diplomasi yang diupayakan Lee hanya beberapa bulan lalu gagal membujuk Korut untuk bekerja sama.

Karena itu, keduanya mengharapkan China bisa memberikan bantuan dalam keadaan yang penting.
Pemerintahan tertutup di Korea Utara sejak semula memang terisolasi. Satu-satunya negara besar yang mendukung rezim itu adalah China.
Tapi, meski sebelumnya China pernah berusaha memengaruhi Korut, China enggan melakukan hal yang sama dalam beberapa bulan belakangan.

Menurut para analis, alasannya adalah Beijing tidak ingin merusak stabilitas Korut saat negara itu tengah berada di tengah proses suksesi kekuasaan seiring sakitnya sang pemimpin, Kim Jong Il.
Kim Jong Il diyakini tengah meretas jalan salah satu putranya, Kim Jong Un, menuju tampuk kekuasaan.

"Beijing tidak ingin rezim itu ambruk," kata Victor Cha, seorang pakar Asia di Pusat Studi Internasional dan Strategis.
China, menurut Cha yang bekerja di Dewan Keamanan Nasional pada era George W. Bush, telah "membuat perhitungan strategis inti bahwa unifikasi Korea Utara dan Selatan, dengan AS sebagai sekutu, tidak termasuk dalam kepentingan China."

Hal itu menempatkan pemerintahan Obama dan Korea Selatan dalam posisi yang sulit saat berusaha menekan Beijing untuk mengambil tindakan yang tidak diyakini para pemimpin China sebagai hal yang menguntungkan negar itu. Sebuah pekerjaan yang sulit dalam keadaan apa pun, tapi khususnya semakin sulit saat ini, kala Beijing tengah berusaha berurusan dengan suksesi kekuasaan Korut.

Keputusan Obama untuk mempercepat pengiriman armada kapal pengangkut pesawat ke kawasan itu bertujuan untuk mendorong China.
Para pejabat AS berharap bahwa dengan memperlihatkan hasil yang tidak mengenakkan (berupa ekspansi manuver AS di lepas pantai China) kepada Beijing, maka China akan memutuskan bahwa menekan Korea Utara lebih baik dibandingkan hal tersebut.

suaramedia



0 komentar:

Post a Comment