Agitasi pemerintah AS belakangan ini tentang proyek nuklir dan latihan perang Iran di kawasan Teluk Persia tidak serta merta mempengaruhi negara-negara Arab regional. Buktinya, Menlu Arab Saudi, Saud al-Faisal, malah menepis opini yang hendak disebarkan AS bahwa aktivitas nuklir dan manuver militer Iran sangat berbahaya bagi negara-negara sekitar Iran. Saud al-Faisal mengatakan, “Latihan perang itu sama sekali tidak membahayakan negara-negara tetangga Iran, dan Saudi percaya bahwa Iran tidak memburu senjata nuklir.”
Belakangan ini, gerak-gerik AS dalam menebar provokasi anti Iran di tengah negara-negara Arab Teluk Persia terlihat sangat mencolok. Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) John Bolton yang dikenal berhaluan keras bahkan mendatangi Qatar dan mendesak negara ini agar bereaksi terhadap Iran. Namun, desakan ini malah ditanggapi dingin oleh pemerintah Qatar.
Menlu Qatar Shaikh Hamad bin Jassem bin Jabr Al-Thani menyatakan negaranya mengharapkan solusi damai untuk masalah nuklir Iran. Dalam pertemuan dengan Emir Kuwait Sheikh Sabah al-Ahmad al-Jaber al-Sabah, Menlu Qatar menuturkan, “Ujicoba senjata-senjata baru dalam latihan perang laut Iran adalah urusan Iran sendiri, dan yang penting bagi kami ialah situasi kawasan jangan sampai tegang.”
Seperti yang sering diberitakan, Iran menggelar latihan perang bahari di perairan Teluk Persia sejak 31 Maret dan berlanjut sampai 6 April. Dalam manuver militer ini, Iran berhasil mengujicoba beberapa jenis senjata canggih dan mengundang perhatian ekstra dari berbagai media regional dan global. Meskipun manuver pertahanan itu sebenarnya wajar untuk setiap negara, tetapi AS dan corong-corong propagandanya berusaha mengesankan bahwa tensi Teluk Persia meradang akibat manuver tersebut. Dan situlah kemudian terlihat lagi betapa kepentingan adidaya AS di Timur Tengah sangat bergantung kepada provokasi, adu domba, dan agitasi.
Propaganda itu tentu bukan tanpa dampak sama sekali, apalagi di saat Iran mendapat ancaman serangan dari AS. Harga minyak mentah diberitakan melonjak sekitar 2 USD menyusul latihan perang Iran.
Ada dua hal yang sangat diperlukan bagi upaya membendung ambisi AS untuk menjadi kekuatan absolut di Teluk Persia. Pertama ialah kesiapan pertahanan Iran dan kemudian kewaspadaan semua negara Teluk di depan agitasi AS. Pendudukan atas Irak dan ancaman terhadap Iran menjadi medium AS untuk menciptakan ketakutan di kawasan Teluk. Namun, target AS ini tak terpenuhi. Manuver militer Iran membuktikan bahwa nyali dan daya pertahanan Iran tetap solid, dan di saat yang sama, negara-negara Arab Teluk tidak termakan oleh propaganda kotor AS tentang manuver Iran tersebut.
0 komentar:
Post a Comment