Clock By Blog Tips

Friday, October 22, 2010

Operasi Militer Afghanistan Hancurkan Ekonomi Inggris

 LONDON  – Operasi militer yang dilakukan Inggris di Afghanistan akan menyedot anggaran negara sebesar lebih dari 15 miliar poundsterling dalam empat tahun ke depan, demikian isi sebuah perkiraan keuangan.
Surat kabar Guardian menyatakan bahwa jumlah itu akan dibebankan pada dana cadangan khusus yang sejauh ini sudah terkuras 12 miliar poundsterling dalam perang tersebut, bukan anggaran Kementerian Pertahanan.

Dalam laporannya, surat kabar tersebut mengutip harapan Kementerian Keuangan dan juga mengungkapkan bahwa dinas intelijen dan keamanan juga akan terkena pemangkasan anggaran. Sementara itu, akan dikucurkan dana 100 juta pound dalam empat tahun ke depan untuk memerangi kemungkinan serangan dunia maya.
Akhir tahun lalu, pemerintah Inggris menyiapkan anggaran untuk membeli 22 helikopter Chinook dan berbagai perlengkapan lain untuk Afghanistan, tapi Inggris melakukan pemotongan anggaran untuk mendanai pembelian itu.
Menteri pertahanan kala itu, Bob Ainsworth mengungkapkan rencana penutupan pangkalan Angkatan Udara Kerajaan Inggris Cottesmore di Rutland dan juga pengurangan lapangan kerja di bidang pertahanan untuk mendapatkan dana lebih dari 900 juta poundsterling dalam misi tersebut.
Inggris pada hari Rabu lalu mengungkapkan pemangkasan anggaran paling keras dalam satu generasi yang bertujuan untuk mengurangi rekor defisit anggaran. Tapi, Partai Konservatif yang secara tradisi memang promiliter berhasil meminimalkan pemotongan anggaran pertahanan.
Dalam tinjauan militer, para pejabat menekankan bahwa Inggris akan mempertahankan kehadiran militer yang kuat di Eropa dan akan tetap menjadi sekutu Amerika Serikat.
"Bahkan setelah tinjauan ini, kami berharap bisa terus memiliki anggaran militer terbesar keempat di dunia. Inggris telah mengangkat beban yang di luar kemampuan kami di dunia, dan kami tidak perlu mengurangi ambisi untuk negara kami dalam berpuluh-puluh tahun berikutnya," kata Perdana Menteri David Cameron di hadapan parlemen.

Tapi, rencana Inggris menanggapi perang di masa mendatang memperlihatkan penurunan sumber daya dibanding yang dikirimkan Inggris ke perang di Irak dan Afghanistan.
Tinjauan angkatan bersenjata yang pertama sejak tahun 1998 tersebut mengungkapkan pengurangan jumlah personel militer, kapal, pesawat, hulu ledak nuklir, dan anggaran.
Isu politik yang sensitif mengenai kapan waktu untuk memperbarui pertahanan nuklir Trident Inggris yang berbasis di kapal selam dimundurkan hingga tahun 2016, setelah pemilihan umum berikutnya digelar, tapi sistem itu akan dikurangi sehingga menghemat 3 miliar poundsterling dalam kurun waktu 10 tahun.

Hal itu menjadi berkah bagi Partai Liberal Demokrat yang mengupayakan alternatif dari Trident.
Sebuah jajak pendapat Reuters/Ipsos MORI yang dirilis menjelang tinjauan pertahanan memperlihatkan keyakinan para responden bahwa pemerintahan Konservatif lebih baik dibanding Partai Buruh dalam menangani perekonomian Inggris.
Hasil jajak pendapat itu juga menunjukkan bahwa pemimpin Liberal Demokrat, Nick Clegg tetap lebih populer di kalangan pendukung Konservatif dibandingkan di mata pendukungnya sendiri.
Anggaran Kementerian Pertahanan sebesar 36,9 miliar poundsterling akan dipangkas 8 persen dalam empat tahun ke depan, jauh lebih rendah dibandingkan dengan potongan rata-rata 25 persen yang dialami departemen pemerintahan yang lain.
Pemerintah mengatakan bahwa hanya ada 6.500 orang prajurit yang akan dikirimkan untuk operasi-operasi militer di masa mendatang, jumlah itu lebih rendah 3.000 dibandingkan pasukan yang saat ini bertempur di Afghanistan.
Inggris akan lebih berfokus pada upaya memerangi terorisme dan meningkatkan keamanan di dunia maya. Untuk kedua sektor tersebut, Inggris akan mengucurkan tambahan dana 650 juta poundsterling, rencana-rencana yang diungkapkan dalan strategi keamanan, Senin lalu, dipandang para analis sebagai kedok untuk melakukan pemotongan anggaran. (dn/im/bc/reu)

www.suaramedia.com

0 komentar:

Post a Comment