Clock By Blog Tips

Sunday, March 11, 2012

Uni Eropa: Tidak Ada Solusi Militer di Suriah


Kopenhagen: Para menteri luar negeri Uni Eropa (EU) menolak segala usaha bagi solusi militer di Suriah. "Suriah bukan Libya," kata Menlu Prancis Alain Juppe pada penutupan pertemuan tidak resmi dua hari para menlu Uni Eropa (EU), Sabtu (10/3). Ia mengacu pada serangan udara yang dipimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Libya tahun lalu.

Namun, EU menegaskan Presiden Suriah Bashar al-Assad harus secara sepihak menghentikan kekerasan. "Yang paling mencemaskan kita adalah perang saudara antarmasyarakat Suriah dan Pemerintah Suriah memikul tanggung jawab berat jika ancaman perang saudara ini benar-benar terjadi," ujarnya.

Qatar dalam satu pertemuan di Kairo menyerukan pengiriman pasukan perdamaian Arab dan internasional ke Suriah. Namun, Juppe bersama dengan sejawat-sejawatnya menegaskan bagi EU aksi militer tidak masuk agenda.

Pernyataan senada juga disampaikan Menlu Denmark Villy Sondval. Ia mengatakan tidak ada pembicaraan mengenai masalah itu. "Jalan yang kita tempuh adalah satu solusi politik," Ketua Kebijakan Luar Negeri EU Catherine Ashton melanjutkan.

Menlu Jerman Gudo Westerwelle dalam pertemuan sehari sebelumnya memperingatkan terhadap godaan yang memicu pertempuran berskala luas yang akan memiliki konsekuensi-konsekuensi yang menimbulkan malapetaka bagi kawasan itu, rakyat dan dunia.

"Kita harus sabar," kata Menlu Luksemburg Jean Asselborn.

"Kita tidak ingin melihat korban yang lebih banyak lagi, tetapi intervensi militer akan lebih memperburuk situasi," ujarnya.

"Itu tidak hanya akan membunuh ribuan tetapi puluhan ribu orang," tambahnya.

Namun, ia mengatakan EU akan terus mempertimbangkan pengenaan sanksi-sanksi tambahan terhadap pemerintah Suriah.

Ashton melanjutkan agenda utama sekarang bagi blok itu menjamin dukungan dari Rusia dan China pada satu rancangan resolusi Dewan Keamana PBB yang akan dibicarakan di New York, Amerika Serikat pada Senin.

Negara-negara EU menyatakan kembali pengakuan resmi terhadap Dewan Nasional Suriah sebagai satu-satunya wakil sah kelompok pemberontak. Oposisi Suriah juga diserukan untuk bersatu. "Salah satu dari yang paling penting bagi kelompok oposisi adalah bersatu," kata Ashton.

Menlu Prancis mengecam sikap Rusia terhadap rancangan resolusi PBB mengenai Suriah. Ia mengatakan tidak ada alasan untuk menuntut penghentian serentak aksi kekerasan dari pemerintah dan pemberontak.

"Kini setiap kemungkinan untuk mencapai satu kesepakatan mengenai satu perjanjian Dewan Keamanan PBB dihambat," kata Juppe, yang akan berada di New York, Senin, untuk membicarakan masalah itu.

Sementara itu Menlu Rusia Sergei Lavrov usai satu pertemuan di Markas Besar Liga Arab di Kairo, Sabtu ini mengatakan ia dan para sejawat Arabnya ingin menghentikan aksi kekerasan dari manapun sumbernya.


Sumber : Metronews

0 komentar:

Post a Comment