Clock By Blog Tips

Tuesday, February 14, 2012

China Soroti Penguatan Militer AS di Asia


Washington - Wakil Presiden (Wapres) China Xi Jinping memperingatkan Amerika Serikat (AS) bahwa Negeri Tirai Bambu menentang kebijakan Washington meningkatkan kekuatan militer di Asia.

Xi yang akan memimpin China sebagai kekuatan Asia hingga 2023, mendesak AS memprioritaskan pertumbuhan ekonomi.Dia berjanji China akan memperhatikan kekhawatiran asing tentang nilai mata uangnya. Dalam wawancara dengan The Washington Post, Xi mengatakan bahwa Samudra Pasifik memiliki ruang yang cukup untuk China dan AS.

Dia menegaskan, negara-negara Asia lebih memperhatikan kemakmuran ekonomi. “Pada saat orang membutuhkan perdamaian, stabilitas, dan pembangunan,memprioritaskan agenda keamanan militer, meningkatkan pengerahan militer dan memperkuat aliansi militer, bukan sesuatu yang diharapkan sebagian besar negara- negara di kawasan,” terang Xi,dikutip AFP.

“Kami menyambut peran konstruktif AS dalam mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di wilayah ini.Kami juga berharap AS akan sepenuhnya menghormati dan mengakomodasi kepentingan utama dan kekhawatiran negara-negara Asia-Pasifik.” Presiden AS Barack Obama berencana meningkatkan kekuatan militer di Asia.Namun, banyak Negara-negara Asia, terutama China,yang khawatir dengan rencana itu.

Dalam beberapa bulan terakhir, AS mengirimkan pasukannya ke Australia dan Filipina. AS juga berupaya meningkatkan hubungan militer dengan Vietnam dan Singapura, sambil mempertahankan pangkalan mereka di Jepang dan Korea Selatan (Korsel). Meski demikian, pemerintahan Obama berupaya membangun hubungan personal dengan Xi untuk harapan kerja sama di masa depan.China memulai transisi kekuasaan setelah tahun ini, dan Xi diperkirakan menggantikan Presiden Hu Jintao pada 2013.

Xi tiba di Washington kemarin dan akan disambut di Gedung Putih, termasuk bertemu Obama. Xi akan ke Pentagon untuk bertemu sejumlah pejabat AS sebagai bagian membangun kepercayaan militer. Xi juga mengunjungi Iowa dan Los Angeles. “Seiring momentum globalisasi ekonomi, China dan AS telah menjadi sangat saling bergantung secara ekonomi,” urai Xi.

“Hubungan ekonomi tersebut tidak akan berkelanjutan, jika tidak berdasarkan saling menguntungkan atau jika gagal memberikan manfaat yang besar pada AS.” “Rakyat AS yang tahu gambaran nyata dari hubungan ekonomi China-AS, termasuk di komunitas bisnis,akan membenarkan hal ini,”ungkap Xi. Dia menjelaskan komitmen China mereformasi nilai tukar yuan. ”Kami akan terus melakukan reformasi nilai tukar yuan dan menawarkan investor asing dengan jujur, berdasarkan peraturan dan lingkungan investasi yang transparan,” katanya.


Sumber : SINDO

0 komentar:

Post a Comment