Clock By Blog Tips

Thursday, January 5, 2012

Korsel Siaga Hadapi Provokasi Korut


Militer Korea Selatan tahun ini akan mengkonsentrasikan diri untuk melawan kemungkinan serangan Korea Utara di pulau-pulau perbatasan dan bersiap-siap untuk mengambil alih kendali pasukan tempur dari Amerika Serikat pada 2015.

"Kemungkinan provokasi Korut masih tetap ada, karena Kim Jong-un dalam proses membangun rezimnya," kata Kementerian Pertahanan dalam sebuah laporan yang dimuat di situs Presiden Lee Myung-bak hari ini (4/1). "Militer kami akan menghancurkan musuh dan membalas serangan mereka sampai ancaman musuh, sumber provokasi dan kekuatan pendukungnya, benar-benar musnah," tambahnya.

Pyongyangmasih terus memberlakukan kebijakan siaga tempur sejak akhir Perang Korea pada tahun 1953. Ketegangan di Semenanjung Korea meningkat sejak 50 warga Korsel tewas dalam serangan pada tahun 2010.

"Militer Korsel akan menambah jumlah artileri siaga dan meningkatkan kemampuan angkatan udara dan laut dengan memperkenalkan radar baru dan sistem pertahanan rudal," kata pernyataan itu.

Perbatasan laut yang disengketakan antara kedua Korea telah memicu konflik. Kedua negara terlibat perang di Pulau Yeonpyeong pada November 2010 hingga menewaskan empat orang.

Panel internasional juga menemukan rezim Kim Jong-il menembakkan torpedo ke Cheonan, sebuah kapal perang Korsel pada bulan Maret 2010, yang menewaskan 46 pelaut.

Korsel dan Amerika Serikat juga akan segera menandatangani rencana baru dalam melawan setiap serangan Korut, pemerintah Seoul mengatakan pada Rabu, di tengah kekhawatiran internasional atas transisi kepemimpinan mendadak di Pyongyang.

Di Washington, Departemen Luar Negeri AS mengatakan Selasa bahwa penolakan Korut untuk terlibat dengan Korsel menjadi pertanda buruk bagi upaya menghidupkan kembali pembicaraan enam pihak mengenai perlucutan senjata nuklir Pyongyang.

"Itu tidak akan kondusif untuk menghidupkan kembali perundingan," kata juru bicara Victoria Nuland.

Nuland mengatakan Korut harus memperbaiki hubungan dengan Korsel dan menunjukkan komitmen untuk denuklirisasi sebelum pembicaraan enam pihak dapat dimulai.

Pembicaraan - yang diketuai oleh Cina dan melibatkan dua Korea, Amerika Serikat, Jepang dan Rusia - telah terhenti sejak putaran terakhir pada Desember 2008. (IRIB Indonesia/RM)


Sumber :Irib-Radio Iran



Baca Juga 

0 komentar:

Post a Comment