Clock By Blog Tips

Monday, January 2, 2012

Arab Saudi Borong Jet Tempur dan Senjata AS


Arab Saudi telah menandatangani kesepakatan dengan Amerika Serikat senilai 30 miliar dolar untuk membeli puluhan jet tempur baru AS dengan tujuan melindungi kerajaannya.

"Kesepakatan itu diambil guna memastikan bahwa Kerajaan Saudi memiliki kemampuan pertahanan sekuat mungkin untuk melindungi rakyat dan tanah airnya," kata seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Saudi pada Jumat (30/12).

Pernyataan tersebut diungkapkan sehari setelah AS mengumumkan kesepakatan 29,4 miliar dolar, di mana Washington akan memasok  84 pesawat Boeing baru jenis  F-15SA ke Riyadh dan memodernisasi 70 pesawat yang ada.

"Perjanjian ditandatangani pada Sabtu di Riyadh yang juga mencakup pasokan amunisi AS dan suku cadang serta pelatihan dan pemeliharaan kontrak, " kata seorang pejabat Amerika.

Kesepakatan itu pertama kali diumumkan pada bulan Oktober 2010 sebagai bagian dari penjualan senjata AS senilai 60 miliar dolar kepada Arab Saudi.

Menurut Departemen AS, pengiriman dari paket keseluruhan, yang juga mencakup Black Hawk dan helikopter tempur Apache, akan dikrim secara bertahap dalam kurun waktu 15 hingga 20 tahun.

Pengiriman pesawat pertama akan dimulai pada awal tahun 2015, sedangkan modernisasi pesawat yang ada akan dimulai pada tahun 2014.

Kesepakatan itu terjadi pada saat protes dan kritik terhadap pemerintah Riyadh meningkat. Hal itu akibat pelanggaran-pelanggara rezim Saudi terhadap Hak Asasi Manusia (HAM). Amnesty International menyatakan bahwa rezim Riyadh telah menahan ratusan orang di penjara tanpa tuduhan atau pengadilan.

Pada pertengahan Maret, Riyadh memimpin invasi Arab ke Bahrain atas permintaan rezim Manama untuk membantu memadamkan protes anti-pemerintah Bahrain.

Washington secara intensif mengancam Iran dengan embargo dan serangan militer jika tidak bersedia menghentikan program nuklirnya.

Amerika Serikat, Israel dan sekutunya di Barat menuduh Iran mengejar tujuan militer dalam kegiatan nuklirnya.

Tehran telah berulang kali menyatakan bahwa sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Iran memiliki hak untuk mengembangkan dan memperoleh teknologi nuklir untuk tujuan damai. (IRIB Indonesia/RA)



Sumber :Irib-Radio Iran



Baca lainnya 

0 komentar:

Post a Comment