Clock By Blog Tips

Thursday, December 8, 2011

China dan AS lakukan perundingan militer

Wakil Menteri Pertahanan urusan Kebijakan AS Michele Flournoy dan sejawat Chinanya Ma Xiaotian

Beijing - Para pejabat pertahanan China dan Amerika Serikat mulai berunding di Beijing, Rabu, setelah hubugan tegang akibat rencana penjualan senjata AS kepada Taiwan dan penggelaran pasukan negara adidaya itu di Australia.

Perundingan-perundingan yang dipimpin Wakil Menteri Pertahanan urusan Kebijakan AS Michele Flournoy dan sejawat Chinanya Ma Xiaotian diselenggarakan sehari setelah Presiden China Hu Jintao mendesak angkatan laut memersiapkan kekuatan tempur militer.

Pertemuan itu adalah perundingan pertama tingkat militer antara dua negara itu sejak September, ketika Washington mengumumkan rencana menjual jet-jet tempur F-16 seharga 5,85 miliar dilar AS kepada Taiwan, yang membuat marah Beijing, yang menganggap pulau itu satu provinsinya yang membangkang.

Kantor berita China, Xinhua mengatakan hubungan militer antara kedua negara itu, situasi di Semenanjung Korea dan Laut China Selatan dan penjualan senjata-senjata AS kepada Taiwan akan termasuk dalam agenda perundingan itu.

Beberapa negara Asia saling mengklaim atas bagian-bagian Laut China Selatan,satu jalur pelayaran penting dan strategis yang diperkirakan memiliki cadangan besar minyak dan gas, sementara China mengklaim seluruh perairaran itu.

Sepertiga dari perdagangan global melalui daerah maritim itu dan Vietnam dan Filipina menuduh pasukan China meningkatkan agresi di sana, yang meningkatkan ketegangan di wilayah itu.

Pada Selasa, Hu dalam satu pidato di Komisi Militer Pusat China, mengatakan angkatan laut perlu "memperluas persiapan bagi kekuatan tempur militer untuk memberikan bantuan lebih besar menjaga keamanan nasional dan perdamaian dunia."

Ketika membuka pertemuan tahunan sehari itu, Ma mengatakan perundingan itu menunjukkan bahwa "kedua negara dengan tulus ingin mempertankan pertukaran militer".

"Mengharapkan kedua pihak dapat membuat yang terbaik dari kesempatan ini untuk memperluas landasan bersama, mengendalikan risiko dan menghindari salah menilai," tambahnya yang dikutip Xinhua.



Sumber : Antara

0 komentar:

Post a Comment