Clock By Blog Tips

Tuesday, November 22, 2011

Kemenhan Taiwan: Militer Latihan Serangan Gaya Hari-H China



Militer Taiwan melakukan manuver besar di bagian selatan pulau itu untuk menguji kemampuan menahan serangan gaya Hari-H China.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, latihan itu menghadapkan brigade laut, yang bertindak sebagai kekuatan pendaratan musuh, dengan satu brigade infantri bermotor yang bertindak membela pulau itu.

Angkatan udara merencanakan untuk mengikutkan empat pesawat, termasuk F-16 buatan AS, yang mendarat dan lepas landas dari bagian jalan raya yang untuk sementara ditutup di dekat selatan kota Pingtung, tapi masih harus melewati bagian dari latihan karena visibilitasnya rendah.

Hubungan antara Taiwan dan China telah meningkat secara drastis sejak Ma Ying-jeou yang ramah terhadap China dari partai Kuomintang menjadi presiden pada tahun 2008, dan menjanjikan untuk meningkatkan hubungan perdagangan serta memungkinkan lebih banyak wisatawan China mengunjungi pulau itu.

Namun China masih mengklaim kedaulatan atas Taiwan, yang telah memerintah sendiri sejak 1949, dan telah bersumpah mendapatkannya kembali, dengan kekuatan jika perlu.

Akibatnya, China terus membangun militernya menghadapi Taiwan, terfokus utama pada persenjataan yang dapat membantu membawa pulau itu bertekuk lutut, perlu diwujudkan.

Para ahli Taiwan memperkirakan bahwa China memiliki lebih dari 1.600 peluru kendali yang ditujukan ke pulau, dan baru-baru ini mengerahkan tipe baru rudal balistik meskipun hubungan mereka sudah semakin baik.

Berdasarkan catatan The Global Review, seperti dikutip dari tulisan berjudul "Konflik China Taiwan" yang ditulis oleh Udayana Sucitra, HI Paramadina, Sejarah Taiwan mulai dicatat pada pertengahan abad ke-17, yaitu pada saat Taiwan dijajah oleh Belanda. Pulau yang lebih dikenal sebagai pulau Formosa ini menjadi salah satu pulau tempat pangkalan militer Belanda.

Akan tetapi, penjajahan Belanda tidaklah bertahan lama setelah seorang loyalis Dinasti Ming bernama Cheng Cheng-Kung membebaskan Taiwan dan mendirikan Kerajaan Tungning (1662-1683) yang beribukota di Tainan.  Selanjutnya, Taiwan kembali menjadi rebutan.

Dinasti Qing atau biasa disebut sebagai Dinasti Manchuria berusaha untuk menjadikan Taiwan sebagai bagiannya. Serangan Dinasti Qing yang berasal dari daratan Tiongkok di bawah pimpinan Laksamana Shi Lang, terus menerus dijalankan. Sampai Akhirnya Dinasti Qing berhasil merebut Taiwan dari Kerajaan Tungning, dan menguasainya hingga Jepang menyerang pada tahun 1895.

Taiwan terus berada di bawah protektorat Jepang hingga Perang Dunia II berkahir. Setelah Jepang menyerah kepada sekutu, Taiwan kemudian dikembalikan kepada pemerintah Republik China, pimpinan Dr. Sun Yat Sen. Dr. Sun Yat Sen yang juga merupakan ketua partai Kuomintang, merupakan pendiri Republik China di Nanjing.

Akan tetapi, posisi Taiwan kembali berubah ketika terjadi perang saudara di China daratan antara Partai Nasionalis Kuomintang dan Partai Komunis. Perang yang berakhir di tahun 1949 ini dimenangkan oleh kubu komunis yang kemudian membuat Kuomintang tergusur dan lari ke Taiwan.

Di Taiwan, Kuomintang yang dipimpin oleh Chiang Kai-shek kemudian mendirikan pemerintahan yang tetap diberi nama Republik China. Chiang Kai-shek mendirikan pemerintahan ini dengan tujuan untuk tetap mempertahankan filosofis nasionalis, dan berusaha membangun kekuatan untuk pada akhirnya kembali merebut China daratan. 



Sumber : theglobal


0 komentar:

Post a Comment