Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan pihaknya akan bekoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri, terkait penangkapan enam WNI oleh otoritas maritim Malaysia karena melakukan pembajakan sebuah kapal niaga di Selat Malaka.
"Kita akan konfirmasi terlebih dulu tentang pembajakan yang melibatkan enam WNI itu. Dan kita akan konfirmasi otoritas maritim apa yang menangani mereka apakah kepolisian laut, tentara laut Malaysia," katanya, saat dikonfirmasi ANTARA usai meninjau pembangunan rumah susun sewa TNI/PNS TNI di Jatisari (Bekasi) dan Ciangsana (Bogor), Rabu.
Ia menambahkan,"Yang jelas Indonesia dan Malaysia telah melakukan patroli terkoordinasi rutin secara bilateral dan trilateral bersama Singapura untuk mengamankan Selat Malaka. Ini dilakukan tidak saja di laut tetapi juga melakukan pengawasan melalui udara yakni "Eye in The Sky".
"Jadi, atas dasar kerja sama itu, kami akan mencari kepastian tentang kejadian tersebut," kata Purnomo.
Seperti dilansir "The New Straits Times", saat ditangkap Senin (19/9), mereka berusaha membajak sebuah kapal dagang di lepas pantai Tanjung Piai, Pontian. Enam WNI tersebut juga disinyalir terlibat sejumlah pembajakan di kawasan itu.
Kepala Polisi Maritim Malaysia Laksamana Zulkifli Abu Bakar mengatakan, para petugas patroli maritim Malaysia (MMEA) memantau mereka sejak Minggu (18/9) pagi di wilayah selatan Johor, dekat Singapura. Petugas memergoki para perompak itu berusaha memanjat kapal sasaran. Sadar bahwa aksi tersebut diketahui, para perompak lalu berusaha kabur.
Patroli Terkoordinasi Indonesia dan Malaysia kembali menggelar Operasi Patroli Terkoordinasi Malaysia Indonesia (Patkor Malindo) 113/2011 sejak 15 September 2011 dengan melibatkan unsur-unsur dari TNI Angkatan Laut antara lain KRI-Clurit dan KRI Sigurot dan dari unsur Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) melibatkan unsur-unsur dari KD Pendekar dan KD Gempita.
Komandan Lantamal I Belawan Laksamana Pertama TNI Bambang Soesilo mengatakan kegiatan patroli terkoordinasi "Malindo" merupakan kegiatan patroli terkoordinasi antara TNI Angkatan Laut dengan TLDM untuk mengamankan perairan Selat Malaka dari berbagai ancaman dan gangguan keamanan di laut antara lain, perompakan, penyelundupan, pencemaran dan lain-lain.
Selain itu Patkor Malindo 113/2011 dilaksanakan untuk memberikan dampak situasi yang kondusif bagi masyarakat internasional pengguna jalur laut perairan Selat Malaka dan meningkatkan citra yang baik khususnya keamanan jalur laut Internasional Selat Malaka dimata masyarakat dunia, untuk itu kerja sama antara unsur laut TNI Angkatan Laut dengan Armada TLDM dalam bentuk patroli terkoordinasi terus menerus dibina secara lebih intensif dan efektif.
"Kita akan konfirmasi terlebih dulu tentang pembajakan yang melibatkan enam WNI itu. Dan kita akan konfirmasi otoritas maritim apa yang menangani mereka apakah kepolisian laut, tentara laut Malaysia," katanya, saat dikonfirmasi ANTARA usai meninjau pembangunan rumah susun sewa TNI/PNS TNI di Jatisari (Bekasi) dan Ciangsana (Bogor), Rabu.
Ia menambahkan,"Yang jelas Indonesia dan Malaysia telah melakukan patroli terkoordinasi rutin secara bilateral dan trilateral bersama Singapura untuk mengamankan Selat Malaka. Ini dilakukan tidak saja di laut tetapi juga melakukan pengawasan melalui udara yakni "Eye in The Sky".
"Jadi, atas dasar kerja sama itu, kami akan mencari kepastian tentang kejadian tersebut," kata Purnomo.
Seperti dilansir "The New Straits Times", saat ditangkap Senin (19/9), mereka berusaha membajak sebuah kapal dagang di lepas pantai Tanjung Piai, Pontian. Enam WNI tersebut juga disinyalir terlibat sejumlah pembajakan di kawasan itu.
Kepala Polisi Maritim Malaysia Laksamana Zulkifli Abu Bakar mengatakan, para petugas patroli maritim Malaysia (MMEA) memantau mereka sejak Minggu (18/9) pagi di wilayah selatan Johor, dekat Singapura. Petugas memergoki para perompak itu berusaha memanjat kapal sasaran. Sadar bahwa aksi tersebut diketahui, para perompak lalu berusaha kabur.
Patroli Terkoordinasi Indonesia dan Malaysia kembali menggelar Operasi Patroli Terkoordinasi Malaysia Indonesia (Patkor Malindo) 113/2011 sejak 15 September 2011 dengan melibatkan unsur-unsur dari TNI Angkatan Laut antara lain KRI-Clurit dan KRI Sigurot dan dari unsur Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) melibatkan unsur-unsur dari KD Pendekar dan KD Gempita.
Komandan Lantamal I Belawan Laksamana Pertama TNI Bambang Soesilo mengatakan kegiatan patroli terkoordinasi "Malindo" merupakan kegiatan patroli terkoordinasi antara TNI Angkatan Laut dengan TLDM untuk mengamankan perairan Selat Malaka dari berbagai ancaman dan gangguan keamanan di laut antara lain, perompakan, penyelundupan, pencemaran dan lain-lain.
Selain itu Patkor Malindo 113/2011 dilaksanakan untuk memberikan dampak situasi yang kondusif bagi masyarakat internasional pengguna jalur laut perairan Selat Malaka dan meningkatkan citra yang baik khususnya keamanan jalur laut Internasional Selat Malaka dimata masyarakat dunia, untuk itu kerja sama antara unsur laut TNI Angkatan Laut dengan Armada TLDM dalam bentuk patroli terkoordinasi terus menerus dibina secara lebih intensif dan efektif.
Sumber : Antara
0 komentar:
Post a Comment