Korea Utara dan Rusia dikabarkan akan menggelar latihan militer bersama untuk pertama kalinya, paling cepat tahun ini. Latihan tersebut akan dilangsungkan untuk mengimbangi pengaruh Korea Selatan, AS, dan Jepang di Semenanjung Korea.
Demikian dilaporkan harian Asahi di Jepang, hari Selasa (13/9/2011). Menurut koran tersebut, kesepakatan menggelar latihan militer bersama ini tercapai dalam pertemuan antara pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-il dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev di Siberia, Rusia, bulan lalu.
Latihan tersebut akan melibatkan angkatan udara dan angkatan laut kedua negara, dan akan menjalankan skenario latihan penyelamatan korban dalam keadaan darurat di laut. Meski latihan tersebut diduga tak akan melibatkan penggunaan senjata, Jepang dan Korea Selatan (Korsel) akan memantau dengan seksama jalannya latihan.
Negara-negara di kawasan Asia Timur merasa terancam dengan Korut yang memiliki kemampuan membuat bom nuklir. Kekhawatiran itu makin bertambah setelah Korut pada 2009 menarik diri dari perundingan enam pihak tentang perlucutan senjata nuklir, yang diikuti Rusia, AS, China, Jepang, Korsel dan Korut.
Namun beberapa bulan belakangan, Korut menunjukkan sikap melunak dan memunculkan harapan perundingan ini akan dimulai lagi. China dan Rusia mendukung sikap Korut ini, tetapi AS, Korsel, dan Jepang menegaskan, perundingan hanya akan dilanjutkan jika Korut mengambil langkah konkret melucuti senjata nuklirnya, misalnya dengan mengizinkan inspektor internasional masuk ke negara komunis itu.
Moskwa di era Uni Soviet dikenal sebagai sekutu utama Korut dan selalu memberikan dukungan ekonomi dan militer. Namun, sejak Uni Soviet runtuh awal 1990-an, hubungan kedua negara mulai renggang.
Sumber : www.lintaskepri.com
0 komentar:
Post a Comment