Pemerintah Suriah menyatakan aparat militer mereka tewas ditembak kelompok bersenjata gelap. |
Tentara Suriah melanjutkan operasi keamanan besar-besaran di Homs hingga Kamis 21 Juli dan 22 korban jiwa jatuh sejak Senin awal pekan ini, seperti dilaporkan kelompok oposisi.
Selama beberapa hari belakangan, warga kota Homs terkunci di rumahnya dan mendengarkan suara tembakan dari luar.
Di beberapa jalan sudah didirikan pos pemeriksaan sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk menangkap para pemimpin oposisi, seperti dilaporkan wartawan BBC Owen Bennertt Jones dari Beirut.
Kantor berita resmi Suriah Kamis (21/07) menyebutkan sejumlah tentara terluka karena diserang oleh kelompok bersenjata gelap yang menggunakan senapan mesin maupun granat. Awal pekan ini dilaporkan ada aparat polisi maupun tentara yang tewas akibat kekerasan di Homs.
Sementara pihak oposisi kembali merencanakan unjuk rasa besar Jumat 21 Juli dengan tema "untuk menghormati persatuan nasional."
Horms -yang merupakan kota terbesar ketiga di Suriah- menjadi semacam ujung tombak dalam unjuk rasa menentang Presiden Bashar al-Assad yang marak sejak pertengahan Maret.
Bulan Mei tentara Suriah dikerahkan secara besar-besaran ke Homs untuk memberantas unjuk rasa antipemerintah, yang juga marak di tempat-tempat lain.
Pegiat hak asasi manusia mengatakan aksi kekerasan aparat keamanan Suriah telah menyebabkan jatuh korban jiwa 1.400 dan ribuan orang dipenjarakan.
Peringatan Untuk Dubes
Sementara itu dalam perkembangan lain, Prancis menepis peringatan agar duta besar Amerika Serikat dan Prancis tidak melakukan perjalanan ke luar ibukota Damaskus tanpa mendapat izin lebih dulu.
Jurubicara Kementrian Luar Negeri Prancis, Romain Nadal, mengatakan bahwa peringatan dari Kementrian Luar Negeri Suriah yang dikeluarkan Rabu 20 Juli menggambarkan 'terisolasinya rezim Suriah'.
"Secara alami adalah peran duta besar untuk berkeliling di sebuah negara tempat mereka bertugas," tulisnya dalam pernyataan seperti dikutip kantor berita AP.
Dan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyebutkan peringatan itu menunjukkan ada sesuatu yang disembunyikan pemerintah Suriah.
Dua pekan lalu, duta besar Amerika Serikat dan Prancis membuat marah pemerintah Damaskus karena mengunjungi kota Hama, yang waktu itu sedang dilanda unjuk rasa besar anti pemerintah.
Akibat kunjungan itu, para pendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad kemudin menyerang kedutaan Amerika Serikat dan Prancis di Damaskus.
Sumber : www.bbc.co.uk
0 komentar:
Post a Comment