Tripoli - Pasukan pemerintah yang setia kepada Kolonel Muammar Qadhafi kemarin menggempur Misrata, kota di sebelah barat Libya. Serangan gencar itu terjadi sehari setelah kelompok oposisi merayakan mundurnya pasukan pemerintah dari kota tersebut setelah pertempuran sengit antara dua kubu di sana pecah selama dua bulan terakhir.
"Situasinya benar-benar berbahaya," kata juru bicara kelompok oposisi, Abdelsalam, kepada kantor berita Reuters. "Tentara-tentara Qadhafi telah membombardir kami sejak pagi." Disinyalir lebih dari 10 ribu orang tewas akibat pertempuran yang tak berkesudahan ini. Sehari sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri Khaled Kaim mengatakan serangan ke sana ditunda.
"Suku-suku bertekad menyelesaikan masalah dalam waktu 48 jam," ujar Kaim, Sabtu lalu. "Kami percaya pertempuran ini akan diselesaikan secara damai." Alhasil, kubu oposisi pun merayakan mundurnya pasukan pemerintah dari Misrata, kota ketiga terbesar di Libya. "Misrata bebas, kami menang!" ujar juru bicara kelompok oposisi lainnya, Gemal Salem.
Khaled Dorman, seorang serdadu pemerintah yang ditangkap pasukan oposisi, mengaku pasukannya telah diperintah untuk mundur. "Kami diminta balik kanan kemarin," tuturnya. Nah, ketika sedang mundur itulah, kata Dorman, pasukannya disergap pasukan oposisi di sebuah jembatan. Bersama Dorman, ada 12 serdadu pemerintah yang terluka.
Adapun Kaim mengatakan, meski pasukan ditarik, tak berarti pemerintah membatalkan operasi merebut Misrata dari tangan kelompok oposisi. "Kami hanya menunda," ujarnya. Ia bahkan mengklaim lebih dari 60 ribu orang dari sejumlah suku di Misrata siap bertempur membela pemerintah melawan pemberontak.
Tempo
0 komentar:
Post a Comment