Washington menyetujui permintaan NATO untuk perpanjangan 48 jam partisipasi Amerika Serikat dalam serangan udara koalisi di Libya. Sebelumnya, militer Amerika merencanakan penarikan jet-jet tempur dan rudal Tomahawk dari kampanye udara terhadap Libya akhir pekan ini.
Angkatan Udara Tempur AC-130 dan Korps Marinir Pemburu AV-8B akan terus menyerang pasukan yang setia kepada Gaddafi. Demikian dilansir Associated Press pada hari Ahad (3/4).
Setelah Sabtu, tidak ada pesawat Amerika yang melancarkan serangan udara di Libya, kecuali pejabat NATO mengajukan permohonan dan Washington akan memberi lampu hijau kepada mereka. Berdasarkan resolusi PBB, NATO akan memutuskan semua aspek operasi di Libya, termasuk embargo senjata, menegakkan zona larangan terbang dan melindungi warga sipil dari gempuran pasukan Gaddafi.
Pentagon mengatakan serangan udara di Libya merupakan bagian dari upaya untuk "melindungi" warga sipil dari gempuran pasukan rezim Gaddafi. Namun, jumlah korban sipil yang tewas dalam serangan tersebut terus meningkat.
Amerika, Inggris, Perancis, Kanada, Denmark dan Belgia telah melancarkan sejumlah serangan di Libya sejak 19 Maret di bawah resolusi Dewan Keamanan PBB 1973. Resolusi ini memberi mandat untuk mengambil semua langkah yang diperlukan demi melindungi warga sipil.
Komisaris tinggi PBB untuk urusan pengungsi mengatakan, sekitar 351.600 warga telah melarikan diri pasca krisis di Libya dan sekitar 1.500 sampai 2.000 memasuki Mesir setiap harinya.
Sementara itu, pertempuran sengit terus pecah antara revolusioner dan pasukan rezim di pinggiran Brega. Pasukan oposisi telah ditarik dari kota kaya minyak itu setelah pasukan pemerintah melakukan penyergapan pada hari Ahad.
indonesian.irib.ir
0 komentar:
Post a Comment