Jakarta - Pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Perdana Menteri Republik Demokratik Timor Leste Xanana Gusmao menghasilkan sejumlah kesepakatan. Salah satunya adalah rencana pembelian peralatan militer Indonesia untuk Timor Leste.
Pertemuan antara kedua kepala pemerintahan berlangsung selama hampir 30 menit. Acara kemudian dilanjutkan penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian kerjasama kedua negara. Acara ditutup dengan santap siang hingga pukul 14.00 WIB.
Ada sejumlah isu yang akan mempererat hubungan kedua negara. Di antaranya kerjasama politik, ekonomi dan sosial budaya. Ada juga pembahasan soal kerjasama di bidang militer.
"Ada keinginan dari Timor Leste untuk membeli peralatan militer," kata juru bicara kepresidenan bidang luar negeri, Teuku Faizasyah, saat jumpa pers di kantor presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (22/3/2011).
"Pemerintah juga siap untuk memberikan kredit ekspor," sambungnya.
Belum jelas berapa nilai total pembelian peralatan militer tersebut. Termasuk jenis alat apa saja yang akan dibeli.
Sementara itu, ada isu ekonomi yang akan segera digarap di dua negara. Misalnya kesiapan melakukan investasi, infrastuktur perdagangan, sektor turisme, dan kerjasama di bidang perminyakan dan gas.
"Soal perbatasan, digarisbawahi oleh Bapak Presiden, adanya suatu keperluan pengelolaan yang baik dan pengelolaan yang lembut. Memaklumi hubungan antara masyarakat di perbatasan sudah sangat baik, karena saudara, untuk itu diperlukan yang baik," urainya.
Pertemuan antara kedua kepala pemerintahan berlangsung selama hampir 30 menit. Acara kemudian dilanjutkan penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian kerjasama kedua negara. Acara ditutup dengan santap siang hingga pukul 14.00 WIB.
Ada sejumlah isu yang akan mempererat hubungan kedua negara. Di antaranya kerjasama politik, ekonomi dan sosial budaya. Ada juga pembahasan soal kerjasama di bidang militer.
"Ada keinginan dari Timor Leste untuk membeli peralatan militer," kata juru bicara kepresidenan bidang luar negeri, Teuku Faizasyah, saat jumpa pers di kantor presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (22/3/2011).
"Pemerintah juga siap untuk memberikan kredit ekspor," sambungnya.
Belum jelas berapa nilai total pembelian peralatan militer tersebut. Termasuk jenis alat apa saja yang akan dibeli.
Sementara itu, ada isu ekonomi yang akan segera digarap di dua negara. Misalnya kesiapan melakukan investasi, infrastuktur perdagangan, sektor turisme, dan kerjasama di bidang perminyakan dan gas.
"Soal perbatasan, digarisbawahi oleh Bapak Presiden, adanya suatu keperluan pengelolaan yang baik dan pengelolaan yang lembut. Memaklumi hubungan antara masyarakat di perbatasan sudah sangat baik, karena saudara, untuk itu diperlukan yang baik," urainya.
detik
0 komentar:
Post a Comment