|
Pasukan NATO Bombardir Sirte (hariansinggalang.co.id) |
Benghazi - Kota kelahiran pemimpin Libia Moamar Khadafy, Sirte, telah direbut oleh pasukan oposisi, Senin. Tidak ada verifikasi segera dari pihak independen atas pernyataan oposisi itu. Jika Sirte jatuh ke tangan oposisi, maka dapat menjadi sebuah kemenangan besar bagi pasukan oposisi. Sebab, kejatuhan Sirte dapat membuka jalan bagi pasukan oposisi untuk melenggang bebas ke Tripoli.
Seperti dilaporkan AP, Senin, pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO)--yang sejak Minggu secara resmi mengambil alih komando operasi militer di Libia--terus membombardir Sirte sejak Senin subuh. Serangan itu membuat tentara Khadafy mundur ke arah barat mendekati Tripoli. Pengejaran kelompok oposisi terhadap tentara Khadafy membuat mereka menguasai kembali kota kecil penting penghasil minyak, Ras Lanuf, dan Brega. Mereka bergerak terus ke arah Nofilia sementara kota kelahiran Khadafy, Sirte, berjarak 100 kilometer dari Nofilia.
Dua ledakan keras terdengar Senin di Sirte, saat beberapa pesawat terbang melintas di atas kota tersebut. Sedangkan di ibu kota Libia, Tripoli, suara ledakan dan tembakan senjata antipesawat juga dilaporkan terdengar.
Tak lama setelah ledakan di Sirte, stasiun televisi Libia mengonfirmasi kota itu telah jadi sasaran serangan udara seperti yang telah dialami oleh Tripoli.
Beberapa saksi mata mengatakan, serangan udara ditujukan terhadap jalan menuju bandar udara 10 kilometer di luar Tripoli, serta permukiman Ain Zara di pinggir timurnya.
Senjata antipesawat milik tentara Khadafy tidak bereaksi di Sirte, di tengah gempuran pesawat NATO. Kendati tidak ada balasan setimpal dari tentara Khadafy, kantor berita AP melaporkan, kelompok oposisi belum sepenuhnya menguasai kota tempat kelahiran Khadafy itu. Namun, kabar ini sudah disambut sukacita oleh pasukan oposisi di Benghazi.
Sirte terletak di antara basis pihak oposisi di timur dan wilayah barat yang dikendalikan Khadafy. Kota ini merupakan pendukung utama dari Khadafy. Diperkirakan, sulit bagi pasukan oposisi untuk mengambil alih kota itu dengan mudah.
Stasiun televisi negara Libia, Senin, menyiarkan tayangan langsung mengenai Khadafy yang berada di mobilnya di markas Tripoli, tempat ratusan pendukung mengibarkan bendera hijau dan meneriakkan slogan.
Khadafy tidak bisa dilihat di dalam mobil warna putih, namun stasiun televisi tersebut menyatakan pemimpin Libia itu berada di dalamnya. Beberapa pengawal mendorong pendukung agar mereka tidak terlalu dekat dengan mobil itu. Khadafy belum memperlihatkan diri di televisi sejak ia berpidato pada Selasa (22/3).
NATO mengambil alih komando operasi militer di Libia dari tentara koalisi. Sebanyak 28 utusan negara anggota NATO bertemu, Minggu, untuk menentukan strategi militer terhadap Libia. Khadafy menuding pasukan NATO sedang meneror warganya. Suara Karya
0 komentar:
Post a Comment