Guna meningkatkan kekuatan TNI, pemerintah secara bertahap terus memenuhi kebutuhan alat utama sistem pertahanan (Alutsista) di semua jajaran TNI. Menurut Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro, pemenuhan itu dilakukan dengan berbagai cara, baik melalui pembangunan sendiri di dalam negeri atau luar negeri, serta dengan sistem produksi bersama.
"Kita bercita-cita pada 2024 telah tercapai kekuatan pokok TNI dengan sistem persenjataan lengkap," kata Purnomo saat menghadiri serah terima KRI Banda Aceh dari PT PAL ke TNI AL di Surabaya, Senin 21 Maret 2011.
Menhan mencontohkan, penyerahan KRI Banda Aceh 593 yang berjenis Landing Platform Dock (LPD) tersebut, sebagai salah satu langkah menuju capaian tersebut.
"Pemenuhan kapal jenis ini untuk TNI AL adalah untuk yang ketiga kali, setelah KRI Surabaya dan KRI Makassar," lanjutnya.
Dia menuturkan, kapal tersebut merupakan hasil alih teknologi dari Korea Selatan yang kemudian dikerjakan putra-putri Indonesia di PT PAL Surabaya dengan pengawasan ahli dari Dae Sun Shipbuilding, Korea.
Ke depan, kata Purnomo, PT PAL memfokuskan pemenuhan alutsista yang lebih mutakhir untuk jajaran TNI AL. Salah satunya, dengan segera dikerjakannya proyek Kapal PKR (Perusak Kapal Rudal).
"Pemerintah sudah menyetujui, anggarannya sudah ada dan sedang dijalankan," ujar Purnomo.
Terkait PKR, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan, pelaksanaan proyek dikerjakan PT PAL dengan TNI AL sebagai project officer-nya.
"PKR sudah dimulai didiskusikan teknisnya. Bulan depan rancang bangunnya dimulai, bekerja sama dengan Damen Shipyard dari Belanda," kata Agus.
Dalam pengerjaannya, dia menambahkan, kapal tersebut lebih kompleks sesuai kebutuhan kemampuan yang harus dimiliki kapal itu.
Agus menuturkan, PKR jenis light fregat memiliki kemampuan persenjataan dan content management system lebih dibanding kapal lainnya. Desain baling-balingnya dibuat sedemikian rupa agar noise bawah airnya rendah. "Itu bermanfaat tak hanya menghadapi perang di atas permukaan, juga untuk perang anti kapal selam," kata dia.
"Kita bercita-cita pada 2024 telah tercapai kekuatan pokok TNI dengan sistem persenjataan lengkap," kata Purnomo saat menghadiri serah terima KRI Banda Aceh dari PT PAL ke TNI AL di Surabaya, Senin 21 Maret 2011.
Menhan mencontohkan, penyerahan KRI Banda Aceh 593 yang berjenis Landing Platform Dock (LPD) tersebut, sebagai salah satu langkah menuju capaian tersebut.
"Pemenuhan kapal jenis ini untuk TNI AL adalah untuk yang ketiga kali, setelah KRI Surabaya dan KRI Makassar," lanjutnya.
Dia menuturkan, kapal tersebut merupakan hasil alih teknologi dari Korea Selatan yang kemudian dikerjakan putra-putri Indonesia di PT PAL Surabaya dengan pengawasan ahli dari Dae Sun Shipbuilding, Korea.
Ke depan, kata Purnomo, PT PAL memfokuskan pemenuhan alutsista yang lebih mutakhir untuk jajaran TNI AL. Salah satunya, dengan segera dikerjakannya proyek Kapal PKR (Perusak Kapal Rudal).
"Pemerintah sudah menyetujui, anggarannya sudah ada dan sedang dijalankan," ujar Purnomo.
Terkait PKR, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan, pelaksanaan proyek dikerjakan PT PAL dengan TNI AL sebagai project officer-nya.
"PKR sudah dimulai didiskusikan teknisnya. Bulan depan rancang bangunnya dimulai, bekerja sama dengan Damen Shipyard dari Belanda," kata Agus.
Dalam pengerjaannya, dia menambahkan, kapal tersebut lebih kompleks sesuai kebutuhan kemampuan yang harus dimiliki kapal itu.
Agus menuturkan, PKR jenis light fregat memiliki kemampuan persenjataan dan content management system lebih dibanding kapal lainnya. Desain baling-balingnya dibuat sedemikian rupa agar noise bawah airnya rendah. "Itu bermanfaat tak hanya menghadapi perang di atas permukaan, juga untuk perang anti kapal selam," kata dia.
Vivanews
0 komentar:
Post a Comment