Clock By Blog Tips

Friday, March 4, 2011

Korsel-AS Latihan Antinuklir


CAMP CASEY– Pasukan Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS), kemarin, menunjukkan kemampuan mereka dalam menghadapi senjata pemusnah massal (WMD).

Kemampuan itu sengaja ditunjukkan agar musuh bebuyutan mereka,Korea Utara (Korut), tahu bahwa Seoul dan Washington sudah siap berperang.Korsel dan AS tampaknya ingin menggertak Pyongyang agar tidak terus menantang peperangan di Semenanjung Korea. Dalam unjuk kekuatan tersebut, personel dan persenjataan lengkap selama latihan militer gabungan Korsel-AS ditunjukkan kepada media internasional. Militer kedua negara berlatih mendeteksi senjata biologi, kimia, radiologi, dan nuklir yang disimulasikan dilancarkan Korut.

“Korut selalu mengancam menggunakan senjata pemusnah massal. Latihan ini untuk membantu kami dalam mendeteksi kesiapan kami. Jika penangkalan senjata pemusnah massal itu gagal, ancaman terhadap lingkungan dan manusia sangatlah besar,”tutur pejabat senior militer AS Brigadir Jenderal Chuck Taylor kepada jurnalis seperti dikutip dari AFP. Latihan itu bagian dari latihan militer bersama tahunan yang dianggap Korut sebagai “latihan invasi” ke negara komunis tersebut.

Seoul dan Washington menyebutkan latihan militer tersebut sebagai pertahanan murni. “Latihan itu untuk meningkatkan kemampuan militer AS dan Korsel mempertahankan diri melawan ancaman yang luas,termasuk pertahanan melawan senjata pemusnah massal,” ungkap Taylor yang menambahkan, latihan tersebut digelar rutin untuk mengkaji strategi dan perlengkapan perang kedua negara.

“Kami akan melihat kemampuan baru dan kita selalu mencoba meningkatkannya. Itu dilakukan setiap latihan rutin. Kita sangat bangga dengan ROK (Korsel) dan pasukan AS yang bersama-sama berlatih menghalau segala jenis agresi dan membela diri di setiap situasi paling sulit.” Kantor berita Korsel, Yonhap, mengutip pejabat Seoul yang tidak disebutkan identitasnya bahwa latihan antisenjata pemusnah massal itu melibatkan 150 pasukan AS pada 2009 dan 350 prajurit pada tahun lalu.

Jumlah pasukan AS yang dilibatkan pada tahun ini diperkirakan meningkat karena ancaman yang lebih genting. Latihan tempur bertajuk “Pembebasan Utama atau Elang Kuda” itu melibatkan 12.300 pasukan AS dan 200.000 prajurit Korsel, termasuk tentara cadangan. Pyongyang melakukan uji coba nuklir pada 2006 dan 2009. Pengamat menduga Korut memiliki cukup plutonium untuk membuat enam hingga delapan senjata nuklir. Namun, belum jelas Negara Komunis itu memiliki teknologi untuk mengubahnya menjadi hulu ledak nuklir atau tidak.

Pyongyang diperkirakan memiliki 2.500–5.000 ton senjata kimia.Kementerian Pertahanan Korsel menyebutkan, Pyonyang memiliki kemampuan dalam senjata biologi.Kelompok Krisis Internasional (ICG) menyebutkan, Pyongyang memiliki senjata kimia dengan beragam jenis. Tidak mengherankan, dalam latihan tempur AS dan Korsel di Camp Casey,kota di sebelah utara Dongdocheon, salah satu pangkalan divisi infanteri kedua AS di Korsel, terdapat kendaraan militer Stryker yang digunakan untuk mendeteksi senjata kimia, biologi, nuklir, dan kebocoran radiologi.

Dalam latihan itu juga ditunjukkan robot penjinak bahan peledak yang disebut Talon. Robot tersebut merupakan robot amfibi yang dapat bekerja di segala kondisi cuaca.Talon juga dapat menyemprotkan air dan menetralkan zat-zat radioaktif. Robot senilai USD1 juta dapat berjalan di berbagai medan untuk melindungi persenjataan dan personel militer. Sebelumnya,Korsel mendesak Korut untuk kembali berunding.

“Kami siap berdialog dengan Korut setiap saat dan dengan pikiran terbuka,” ujar Lee Myung-bak dalam pidato memperingati ulang tahun pemberontakan anti-Jepang pada 1919.Dia mengulangi janji bahwa Korsel ingin membantu negara tetangganya yang miskin itu.





SINDO

0 komentar:

Post a Comment