Clock By Blog Tips

Friday, February 4, 2011

Hosni Mubarak & Mesir

Hosni Mubarak

Hosni Mubarak lahir pada 4 Mei 1928 di "Kafr El-Meselha", Governorat Al Monufiyah (Mesir). Saat masih belajar di perguruan tinggi, ia bergabung dengan Akademi Militer Mesir hingga meraih gelar Bachelor's Degree dalam Pengetahuan Militer pada tahun 1949.

Pada tahun 1950, ia bergabung dengan Akademi Angkatan Udara dan kembali meraih gelar Bachelor's Degree untuk Pengetahuan Aviation serta Ia mengajar di Akademi Angkatan Udara pada periode 1952-1959. Pada tahun 1964, ia diangkat sebagai Kepala Delegasi Militer Mesir untuk USSR.

Di bawah Konstitusi Mesir 1971, Presiden Mubarak memiliki kuasa yang luas atas Mesir. Bahkan, dia dianggap banyak orang sebagai seorang diktator, meskipun moderat. Ia dikenal karena posisinya yang netral dalam Konflik Israel-Palestina dan sering terlibat dalam negosiasi antar kedua pihak.

Setelah bergabung di Akademi Militer FROUNZ (Uni Soviet), ia menjadi Komandan Pangkalan Udara Barat Kairo (1964) dan menjabat Direktur Akademi Angkatan Udara pada tahun 1968. Pada tahun 1969, ia menjabat Kepala Staf Angkatan Udara dan Komandan Angkatan Udara serta Wakil Menteri Peperangan (1972). Pada 1974, ia dipromosikan ke peringkat Letnan Jendral dan Wakil-Presiden Republik Arab Mesir (1975).

Pada 1979, ia menjabat Wakil-Presiden Partai Demokratik Nasional (NDP) dan langsung menjabat Presiden Republik Arab Mesir pada 1981. Pada 1982, ia menjabat Presiden Partai Demokratik Nasional dan terpilih kembali sebagai presiden (1987).

Periode 1989-1990, ia menjabat Ketua Umum Organisasi Persatuan Afrika "OAU". Ia terpilih kembali sebagai presiden pada 1993 dan menjabat lagi sebagai Ketua Umum Organisasi Persatuan Afrika "OAU" pada periode 1993-1994. Sejak Juni 1996, ia menjabat Ketua Umum Arab Summit. Ia terpilih kembali sebagai presiden pada 1999 dan menjabat Ketua Umum G-15 pada periode 1998-2000.

Pernikahannya dengan Suzanne Mubarak melahirkan memperoleh dua anak, yaitu Alaa dan Gamal.

Muhammad Hosni Mubarak telah menjadi presiden Republik Arab Mesir sejak 14 Oktober 1981 menggantikan presiden Anwar Sadat. Hosni Mubarak dilatih sebagai pilot dan naik di jajaran angkatan udara Mesir selama 1960-an dan 70-an. Mubarak adalah wakil presiden Anwar Sadat pada tahun 1975 , dan pada tahun 1978 Mubarak menjadi wakil ketua Partai Demokrat Nasional / National Democratic Party (NDP), partai politik pemerintahan di Mesir.

Percobaan Pembunuhan 
Tidak banyak orang mengenal Mubarak ketika dia menjabat wakil presiden sebelum pembunuhan atas Presiden Anwar Sadat tahun 1981.
 
Ketika dia menggantikan Anwar Sadat sebagai presiden, tidak banyak juga orang yang mengira dia bisa bertahan dalam jabatan itu selama lebih dari tiga dasawarsa.
Anwar Sadat dibunuh oleh kelompok Islam radikal ketika menghadiri sebuah parade militer di Kairo, dan dia beruntung tidak terkena tembakan walaupun duduk di samping Sadat.

 
Sejak itu dia juga lolos dari paling tidak enam upaya pembunuhan. Upaya pembunuhan yang paling berbahaya adalah ketika dia tiba di ibukota Ethiopia, Addis Ababa pada tahun 1995 untuk menghadiri sebuah KTT Afrika dan mobil limousine yang ditumpanginya diserang.
Selain berhasil selamat dari berbagai upaya bunuh diri, mantan komandan angkatan udara Mesir itu juga berhasil menempatkan dirinya sebagai sekutu Barat yang dapat dipercaya sambil meredamkan gerakan oposisi yang kuat di dalam negeri.

Husni Mubarak dan Anwar Sadat, beberapa saat sebelum pembunuhan atas Sadat
Hosni Mubarak dengan mendiang Presiden Anwar Sadat (washingtonpost.com)

Mubarak lolos dari maut walau duduk di sebelah Anwar Sadat ketika dibunuh
Dia selama ini bersikeras menjaga agar kehidupan pribadinya tidak banyak disorot.

Disiplin
Mubarak dikenal memiliki gaya hidup yang disiplin. Kegiatan sehari-harinya sangat rutin dan dimulai pukul 06.00 pagi.

Mubarak tidak pernah merokok dan dia memiliki reputasi sebagai seorang yang memiliki gaya hidup sehat.
Semasa muda, para asisten Mubarak sering mengeluhkan jadwal kegiatan presiden yang sibuk, yang dimulai dengan olah raga di pusat kebugaran atau bermain squash. Husni Mubarak memerintah dengan gaya mirip militer.

Sejak pertama kali menjabat presiden sampai sekarang, Mubarak masih memberlakukan undang-undang darurat. Pemerintah memiliki wewenang besar untuk menahan siapapun dan membatasi kebebasan-kebebasan mendasar.

Ketika Sadat dibunuh, Mubarak menjadi ketua NDP. Sehingga ia punya kontrol penuh terhadap pemerintah. Berjalan tanpa perlawanan, Mubarak memenangkan kepresidenan dalam referendum nasional pada tahun 1987, 1993 dan 1999.Selama kepresidenannya, Hosni Mubarak telah fokus pada pertumbuhan ekonomi dan beringsut ke arah reformasi politik, tetapi hal itu diwarnai isu bahwa pemerintahannya dekat dengan kediktatoran. Pada tanggal 7 September 2005 ia dengan mudah memenangkan pemilihan sehingga ia menjabat presiden, lima kali berturut-turut.


Korupsi dan Kemiskinan

Korupsi di pemerintahan Mubarak terutama di Kementerian Dalam Negeri telah meningkat secara dramatis. Kesenjangan sosial membuat rakyat murka yang kemudian mengadakan demonstrasi besar-besaran dan masih berlangsung hingga kini.

Kemiskinan, pengangguran dan otoriterisme sesungguhnya tidak beranjak dari Mesir sejak 30 tahun lalu. Hari-hari kemarahan yang kini membara di Mesir sesungguhnya sudah pernah terjadi pada masa Mesir diperintah Anwar Sadat. Pada zaman presiden yang menjadi superstar itu, juga 160 warga Mesir tewas karena berdemo memprotes pengurangan subsidi. Pada 30 tahun lalu itu rakyat Mesir juga muak pada korupsi dan kesenjangan kemiskinan yang begitu tinggi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai kemiskinan, kelaparan, dan ketidakadilan di tengah masyarakat Mesir sebagai faktor utama penghalang kemajuan negara itu. 
 
Sebagaimana dilansir DPA, Jerman, PBB dalam laporannya tentang Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) menyatakan, Mesir telah mencapai beberapa kemajuan dalam melaksanakan delapan tujuan pembangunan milenium, namun negara itu tetap dililit kemiskinan yang parah, kelaparan, dan kesenjangan antara laki-laki dan perempuan. 

Badan PBB untuk Program Pembangunan (UNDP) di Mesir dalam keterangannya juga menyatakan adanya perbedaan dalam masalah pelayanan di Provinsi-Provinsi negara itu dan kesenjangan antara kaum pria dan wanita. Ditambahkannya, perempuan Mesir meski ada yang duduk di parlemen, namun tetap menghadapi masalah dalam bidang pendidikan, kegiatan ekonomi, dan adat-istiadat.
MDGs merupakan kesepakatan dunia untuk menanggulangi atau mengurangi kemiskinan, kelaparan, kematian ibu dan anak, penyakit, buta aksara, diskriminasi perempuan, penurunan kualitas lingkungan hidup serta kurangnya kerjasama dunia bagi pembangunan.  



www.bbc.co.uk

0 komentar:

Post a Comment