Clock By Blog Tips

Wednesday, January 19, 2011

Uji Coba Gagal, Taiwan Berlindung di Balik AS


JIUPENG – Presiden Taiwan Ma Ying-jeou pada hari Selasa (18/1) waktu setempat memimpin pelaksanaan uji penembakan 19 peluru kendali darat ke udara dan udara ke udara, namun sekitar seperempatnya tidak mengenai sasaran. Kegagalan itu membuatnya kecewa dan memunculkan tanda tanya mengenai kesiapan Taiwan untuk mempertahankan diri dari serangan China. 

Latihan itu dilaksanakan setelah uji coba pesawat tempur siluman J-20 China generasi berikutnya yang berhasil pekan lalu. Sistem itu diprediksikan akan semakin memperlebar keunggulan China terhadap Angkatan Udara Taiwan.

Kehadiran Ma di pangkalan di selatan Taiwan tempat uji coba peluru kendali itu dilaksanakan dimaksudkan untuk semakin menekankan komitmennya terhadap pemeliharaan pertahanan Taiwan yang efektif, namun buruknya hasil uji coba jelas membuat kecewa sang presiden.
"Saya tidak puas dengan hasilnya," kata sang presiden kepada para wartawan saat uji coba itu dilaksanakan. "Saya harap militer bisa menemukan penyebabnya dan meningkatkan lagi pelatihannya."

Uji coba peluru kendali itu merupakan yang pertama kalinya digelar sepenuhnya terbuka untuk pers dalam nyaris satu dekade terakhir. Menurut Ma, hal itu dilakukan "untuk menghadirkan lebih banyak transparansi dalam urusan militer dan memungkinkan masyarakat melihat sejauh mana kesiapan militer."

Tapi, latihan yang dilangsungkan di bawah langit musim dingin yang gelap itu, lima peluru kendali gagal mencapai target. Termasuksatu peluru kendali RIM-7M Sparrow yang mendarat ke dalam Laut China Selatan tak sampai 30 detik setelah ditembakkan. Sejumlah peluru kendali lain yang diuji di antaranya adalah peluru kendali Sky Bow II yang memiliki jarak tempuh 125 mil (200 kilometer), MIM-23 Hawk dan FIM-92 Stinger.

Menyusul publikasi uji coba J-20 China pekan lalu, media yang biasanya propemerintah, Daily News, mempertanyakan kebijakan Ma yang menggeser misi utama militer dari pertahanan nasional dan mengalihkannya kepada bantuan bencana.
"Misi yang lebih penting bagi militer adalah mempertahankan (Taiwan) dari ancaman," demikian disebutkan media itu.

Pergeseran prioritas militer yang dilakukan setelah bencana angin puyuh yang menerjang pada Agustus 2009 tersebut memperlihatkan keyakinan Ma bahwa upaya yang terus dilakukannya untuk meredakan ketegangan dengan China, sebuah hal yang menjadi tema utama dalam pemerintahannya yang sudah berusia 2,5 tahun, membuat kemungkinan terjadinya perang melintasi Selat Taiwan yang lebarnya 160 kilometer menjadi lebih kecil dari sebelumnya.

Kedua negara pecah setelah perang saudara di tahun 1949. Sejak saat itu, Beijing mengklaim berhak menginvasi negara pulau berpenduduk 23 juta itu jika memutuskan untuk menjadikan kemerdekaannya permanen, sebuah hal yang ditentang Ma.

Pakar pertahanan Wang Kao-cheng dari Tamkang University, Taipei, mengatakan bahwa salah satu tujuan uji coba peluru kendali itu mungkin mendorong Amerika Serikat agar menjual 66 pesawat jet canggih F-16 kepada Taiwan. F-16 selama ini merupakan yang paling diinginkan militer Taiwan.

Washington mengatakan bahwa pihaknya mempertimbangkan permintaan itu, namun tentangan China terhadap kesepakatan itu menunda pelaksanaannya selama lebih dari dua tahun.

"Pemerintah Taiwan mungkin menggunakan latihan ini untuk mengirimkan pesan kepada AS bahwa pertahanan udaranya menghadapi tekanan yang semakin besar saat China terus mengembangkan generasi baru jet tempur," kata Wang.

Para pengamat militer Taiwan mengatakan, fungsi utama uji coba peluru kendali pada Selasa itu adalah mencegah pesawat-pesawat China agar tidak memasuki zona pertahanan Taiwan di sisi timur garis tengah yang membelah Selat Taiwan
Suaramedia

0 komentar:

Post a Comment