Clock By Blog Tips

Wednesday, December 8, 2010

Lagi, Tiga Negara Gelar Pertemuan


WASHINGTON -  AS, Jepang dan Korea Selatan bakal melakukan sejumlah pembicaraan dalam minggu ini untuk meningkatkan upaya diplomatik mencegah konflik di semenanjung Korea terulang kembali.

Menlu AS Hillary Clinton dan kedua mitranya itu dilakukan secara berkelanjutan, sementara China sebagai sekutu utama Korea Utara (Korut) tidak diikutsertakan.
Menurut AP, dalam sebuah pembicaraan telepon penting antara Presiden AS Barack Obama dan Presiden China Hu Jintao dilaporkan bahwa Obama mendesak Hu untuk bekerja sama dengan AS sebagai dan provokasi terhadap Korsel sangat tidak bisa diterima.
"Provokasi terhadap Korsel sangat tidak bisa diterima dalam berhubungan antar negara dan sudah seharusnya berbagai pihak menahan diri dalam hal ini," kata Obama dalam telepon itu.
Pembicaraan telepon antara Presiden Hu dan Obama ini menekankan seberapa serius Beijing dan Washington menanggapi ketegangan terbaru di semenanjung Korea ini. Sikap kedua pemimpin ini mungkin merupakan sikap paling serius ditengah ketidakpastian situasi yang lebih besar dibandingkan beberapa dasawarsa terakhir.
Tetapi hal lain yang bisa dibaca dari percakapan itu adalah perbedaan perspektif antara kedua negara.
Beijing menyerukan agar semua pihak menahan diri dan menolak menuding Pyongyang memulai ketegangan ini. Di sisi lain, Washington jelas menginginkan agar Beijing mengendalikan sekutunya, Korea Utara.
Tampak jelas ada rasa frustrasi di kalangan pejabat Amerika terhadap sikap China itu. Hal tersebut ditambah dengan sejumlah pertanyaan mengenai seberapa besar sebenarnya pengaruh China yang masih ada terhadap Korea Utara saat ini.
Menteri-menteri luar negeri Amerika, Korea Selatan, dan Jepang akan segera bertemu di Washington, tanpa perwakilan dari China. Mereka semua berhati-hati menanggapi dorongan China agar memulai lagi dialog enam pihak tentang ambisi nuklir Korea Utara.
Situasi saat ini menggambarkan betapa kompleksnya strategi dan gambaran keamanan regional saat ini. Ada kekhawatiran mengenai semenanjung Korea, pengakuan bahwa China merupakan salah satu pemain penting dalam masalah ini.
Tetapi, keresahan di kalangan para pemain penting lain mengenai hubungan mereka dengan Beijing dan pertanyaan mengenai ambisi China di kawasan itu muncul pula.
Sejumlah pejabat AS kecewa terhadap posisi China. Utamanya, mengingat besarnya pengaruh China terhadap para pemimpin Korea Utara.
Sementara itu, Mahkamah Kejahatan Internasional akan menyelidiki apakah aksi Korea Utara dapat dipandang sebagai kejahatan perang. Mahkamah menyatakan akan memeriksa peristiwa penembakan Pulau Yeonpyeong pada 23 November 2010 yang menewaskan 2 marinir Korea Selatan dan 2 warga sipil.
Keadaan di semenanjung tetap tidak menentu. Pada Senin, Korea Selatan tetap melakukan serangkaian latihan penembakan baru meskipun Pyongyang sudah mengeluarkan peringatan. Latihan dilakukan di pantai bagian timur, barat, dan selatan tetapi tidak dilakukan di daerah sensitif di sepanjang perbatasan laut di barat.
Menteri Pertahanan Korea Selatan yang baru mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan serangan udara jika Korea Utara kembali menyerang warga sipil. (AP/AFP/Kentos) 


suara karya

0 komentar:

Post a Comment