Clock By Blog Tips

Sunday, December 19, 2010

AS Tersandung Pengendalian Senjata


Kedigdayaan AS menghadapi dilema. Pasalnya, perjanjian terbaru untuk pengendalian senjata dengan Rusia terancam mentok di Senat. Menurut Presiden Barack Obama, kemudian, kondisi ini bisa merongrong posisi Amerika menghadapi serangkaian tantangan di seluruh dunia.

Dalam pidato mingguan di radio pada Sabtu (18/12/2010), Presiden Obama mengatakan kegagalan meratifikasi kesepakatan yang dikenal dengan nama New START berisiko memundurkan kemajuan yang telah dicapai Amerika dalam hubungannya dengan Rusia. "Tanpa traktat baru, kita berisiko mengalami kemunduran dalam hubungan dengan Rusia yang diperlukan untuk menerapkan sanksi terhadap Iran, mengamankan materi nuklir dari tangan teroris dan menyuplai lagi pasukan kita di Afganistan," kata Presiden Obama.

Ratifikasi ini memerlukan dukungan partai Republik guna mencapai batas manimal 67 suara di Senat Amerika. Padahal, partai Obama, Partai Demokrat hanya mempunyai 58 anggota di Senat.
Obama lebih lanjut mengatakan traktat START lama berhasil membuat Amerika dan Rusia mengurangi persenjataan nuklir sebesar 70 persen dan mendorong hubungan lebih dekat.

Dalam perjanjian baru ini akan diatur pengurangan jumlah persenjataan nuklir kedua negara. Perjanjian ini memungkinkan kedua negara  saling mengawasi fasilitas nuklir masing-masing.

Obama, yang mengatakan bahwa semua presiden AS sejak Ronald Reagan selalu sukses meloloskan pakta seperti ini, menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak bisa mengambil risiko kehilangan dukungan Rusia dalam masalah keamanan internasional. Termasuk, upaya menekan Iran menghentikan program nuklirnya.

Kompas

0 komentar:

Post a Comment