Clock By Blog Tips

Thursday, November 11, 2010

Panglima TNI Belum Baca Dokumen Operasi Kopassus yang Bocor

Jakarta - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengaku belum mengetahui kabar bocornya dokumen rahasia Kopassus tentang operasi militer di Papua tahun 2007. Ia tidak membantah, juga tidak membenarkan, bocornya dokumen yang berklasifikasi rahasia itu. "Kebetulan saya belum baca informasi itu," kata Agus di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis (11/11), usai melepas Kontingen Garuda ke Lebanon.

Bocornya dokumen rahasia Kopassus itu disampaikan oleh peneliti asal Amerika Serikat bernama Allan Nairn. Ia menulis dalam blognya tertanggal 9 November, dua hari lalu, bertepatan dengan datangnya Presiden AS Barack Obama ke Indonesia. Tulisan Allan berjudul: Secret Files Show Kopassus, Indonesia's Special Forces, Target Papuan Churces, Civilians. Documents Leak from Notorious US-Backed Unit as Obama Lands in Indonesia.
Di dalam dokumen itu disebutkan tentang operasi militer, kegiatan mata-mata, dan laporan operasi lapangan yang dilakukan Kopassus di Papua. Target operasinya yakni warga sipil Papua, yang terdiri atas pemuka agama, aktivis, politisi, pelajar, dan cendekiawan yang selama ini bersikap kritis terhadap pemerintah.
Menanggapi hal itu, Agus mengatakan, operasi militer yang dilakukan pasukan TNI di Papua terdiri dari dua macam. Pertama, operasi militer dalam konteks menjaga daerah perbatasan. Kedua, operasi militer untuk dalam negeri, yakni dilakukan oleh pasukan kewilayahan untuk mendukung (back up) kerja kepolisian. "Kopassus ikut dalam konsep satuan perbatasan, karena itu satuan terpusat yang kita kirim ke sana (Papua)," ujarnya.
Meski tidak secara langsung membenarkan kabar bocornya dokumen rahasia tersebut, Agus mengatakan, TNI selalu berupaya menjaga kerahasiaan segala operasi yang dilakukan. Apalagi dengan kemajuan teknologi sekarang dimana kebocoran dokumen bisa terjadi dengan berbagai cara.
TNI, lanjutnya, saat ini terus berupaya meningkatkan 'sense of security' di lingkungan TNI agar kebocoran-kebocoran itu tidak perlu terjadi lagi. "Kita perlu tingkatkan terus keamanan sistem informasi kita," ucap dia.
 
Tempo

- - - - - - -
 
TNI Commander Operations Not Reading Documents Kopassus Leaks

Jakarta - TNI TNI Commander Rear Admiral Agus Suhartono claimed not to know the news leaking secret documents about the Special Forces military operations in Papua in 2007. He did not argue, nor does it justify, leaking of classified secret documents. "Incidentally, I have not read that information," said Agus Cilangkap at TNI headquarters in Jakarta, Thursday (11/11), after removing the Garuda Contingent to Lebanon.
Kopassus was leaking confidential documents submitted by researchers from the United States named Allan Nairn. He wrote in his blog, dated 9 November, two days ago, coinciding with the arrival of U.S. President Barack Obama to Indonesia. Allan paper titled: Secret Files Show Kopassus, Indonesia's Special Forces, Target Papuan Churces, Civilians. Leak Documents from Notorious US-Backed Unit as Obama Lands in Indonesia.In the document it is mentioned about the military operations, espionage, and the report of field operations conducted Kopassus in Papua. Operations which target civilians in Papua, which consists of religious leaders, activists, politicians, students, and intellectuals that had been critical of the government.In response, Agus said the military operation conducted in Papua, the TNI troops composed of two kinds. First, military operations in the context of maintaining the border. Second, military operations in the country, which is undertaken by regional forces to support (back up) the work of the police. "Special Forces unit involved in the concept of the border, because it is a centralized unit that we send over there (Papua)," he said.Although not directly confirmed the news leaking of secret documents, Agus said, the military is always trying to maintain the confidentiality of all operations performed. Moreover, with advances in technology now where the leak of documents can occur in various ways.TNI, he continued, this time continues to improve its 'sense of security' within the TNI for leaks that need not happen again. "We need to continue to increase the security of our information systems," he said.

0 komentar:

Post a Comment