Clock By Blog Tips

Monday, November 29, 2010

Medvedev Tak Usul Satukan Rudal


BRUSSELS  - Presiden Rusia Dmitry Medvedev tidak membuat usul yang tegas kepada Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tentang penyatuan sistem pertahanan rudal yang mereka miliki.
"Saya berada di ruang itu, saat terjadi pembicaraan antara delegasi kami dan NATO. Prediden kami tidak membuat usul yang konkrit," kata duta besar Rusia untuk NATO Dmitry Rogozin menanggapi sebuah laporan tentang pertemuan pakta pertahanan Atalntik utara dengan pemimpin Rusia itu di KTT di Lisabon, Portugal.
Menurut dia, Medvedev hanya mengemukakan prinsip-prinsip kerja sama yang kami dukung, seperti kesetaraan Rusia dan mitra-mitra NATO dan sistem anti rudal masa depan dan tidak menimbulkan bahaya bagi senjata penangkal nuklir kami.
Surat kabar The Wall Street Journal memberitakan Medvedev mengusulkan bahwa Rusia bertanggung jawab untuk menembak jatuh rudal-rudal yang ditembakkan ke arah Eropa dan yang terbang melintasi zona tanggung jawabnya.
Perihal usul pertahanan rudal sektoral NATO yang beranggotakan 28 negara itu akan melakukan tindakan yang sama untuk rudal-rudal yang ditembakkan ke arah Rusia, kata surat kabar AS itu mengutip sumber-sumber dalam KTT itu.
Akan tetapi ini akan berari sensor-sensor sistem NATO tidak akan di arahkan ke Rusia, kata surat kabar itu, dan menambahkan para pemimpin aliansi itu secara diplomatik menolak usul itu, dengan mengatakan para ahli mereka sendiri harus menyelidiki hal tersebut.
"Tidak jelas apakah Presiden AS Barack Obama menolak usul Rusia itu," kata Rogozin.
"Obama mengatakan bahwa masalah-masalah itu perlu diperjelas, kita berada pada awal jalan dan ia bersedia membicarakan segala sesuatunya menyangkut hal itu," katanya.
Menurut dia, Rusia menyetujui sepenuhnya tentang kerja sama untuk menetralisir bahaya yang datang dari wilayah-wilayah selatan Eropa.
Ia mengatakan konsultasi-konsultasi akan dilanjutkan dalam satu pertemuan Dewan NATO-Rusia di Brussels,Kamis "setelah itu sebuah laporan akan diserahkan kepada menteri-menteri pertahanan Juni. Visi aliansi NATO bukan untuk menyatukan sistem-sistem - yang tergantung sebagan besar pada teknologi AS -- dengan Rusia tetapi bagi dua sistem bekerja sama, berbagi informasi dan prosedur siaga.
Moskow dan NATO memutuskan semua kontak dua tahun lalu setelah invasi Rusia atas Georgia yang pro NATO. KTT Lisabon bertujuan untuk memulihkan hubungan-hubungan itu.
Sebelumnya, Medvedev mengatakan bahwa pihaknya akan bersama-sama dengan NATO memantau dan mengawasi program nuklir yang dilakukan oleh beberapa negara, termasuk Iran.
"Bersama dengan negara-negara NATO, kami akan mengawasi dengan ketat perkembangan berbagai program yang dilakukan negara-negara lain. Kami tidak membeda-bedakan untuk ... siapa yang tampaknya berpotensi nuklir di planet ini," kata Medvedev.
Mengenai Iran, pemimpin Rusia mengatakan Republik Islam itu mempunyai hak untuk mengembangkan energi nuklir sipil.
Tetapi menambahkan bahwa negara itu harus membuktikan kepada negara-negara lain bahwa program itu benar-benar untuk keperluan damai dan pihaknya siap untuk bekerja sama dengan organisasi-organisasi internasional, termasuk Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).
Negara-negara Barat mencurigai Iran mengejar program persenjataan nuklir rahasia, namun Teheran mengatakan pihaknya hanya menginginkan tenaga nuklir untuk keperluan sipil.
Iran baru-baru ini dikenai empat paket sanksi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) atas program nuklirnya itu
 
suara karya

0 komentar:

Post a Comment