Cameroon Military |
Yaounde - Enam orang tewas dalam serangan di panggung minyak di lepas pantai semenanjung Bakassi, yang diperselisihkan di Kamerun dan diklaim oleh gerilyawan.
Sumber keamanan menjelaskan, Rabu, mereka yang tewas dalam serangan itu adalah tiga anggota Batalion Reaksi Cepat Kamerun, dua warga sipil Kamerun dan salah seorang dari para penyerang. Beberapa warga sipil juga terluka dalam serangan itu.
Serangan antara Selasa tengah malam dan Rabu dini hari waktu setempat itu diklaim oleh Komando Marinir Afrika (AMC), kelompok tak dikenal yang bertanggungjawab atas penculikan-penculikan pada September dan Maret sebelumnya.
Laporan-laporan yang belum dikonfirmasikan memberikan nama dua perusahaan yang mengoperasikan tempat minyak itu, tapi tak dapat dihubungi untuk dimintai konfirmasi. Rabu adalah hari libur umum di Kamerun.
Aksi AMC yang terakhir dilaporkan adalah serangan terhadap tiga kapal yang ditambatkan di lepas pantai kota pelabuhan dan pusat bisnis utama Kamerun Douala pada 12 September lalu, ketika enam orang asing diculik.
Keenam orang itu -- satu Kroasia, satu Filipina dan empat Ukraina -- telah dibebaskan pada 30 September setelah disandera.
Beberapa pejabat Kamerun mengatakan mereka dibebaskan di wilayah Kamerun oleh tentara negara itu, tapi sumber lainnya mengatakan mereka dibebaskan oleh pasukan di Nigeria yang berdekatan.
AMC telah meminta pembebasan "para pejuangnya yang ditangkap dan ditahan di penjara Buea" di Kamerun baratdaya.
Kelompok itu pertama muncul ke sorotan umum karena penculikan Maret lalu atas tujuh nelayan China di lepas panti semenanjung Bakassi, yang kaya akan stok ikan dan dipercaya memiliki cadangan minyak yang sangat berlimpah.
Menurut laporan, orang-orang China itu dibebaskan oleh pasukan keamanan Kamerun lima hari setelah mereka ditawan, menurut pihak berwenang Kamerun.
Semenanjung Bakassi berada di pusat perselisihan wilayah antara Nigeria dan Kamerun selama 15 tahun. Wilayah itu telah diserahkan kepada Kamerun pada Agustus 2008, setelah Pengadilan Kehakiman Internasional memutuskan untuk mendukung Kamerun.
Wilayah pantai rawa itu belakangan ini telah menghadapi peningkatan dalam serangan gerilyawan. Sepuluh pekerja sektor minyak termasuk tujuh warga Prancis telah diculik di wilayah itu pada akhir 2008 oleh kelompok yang menyebut dirinya Pejuang Kemerdekaan Bakassi. (S008/K004)
Sumber keamanan menjelaskan, Rabu, mereka yang tewas dalam serangan itu adalah tiga anggota Batalion Reaksi Cepat Kamerun, dua warga sipil Kamerun dan salah seorang dari para penyerang. Beberapa warga sipil juga terluka dalam serangan itu.
Serangan antara Selasa tengah malam dan Rabu dini hari waktu setempat itu diklaim oleh Komando Marinir Afrika (AMC), kelompok tak dikenal yang bertanggungjawab atas penculikan-penculikan pada September dan Maret sebelumnya.
Laporan-laporan yang belum dikonfirmasikan memberikan nama dua perusahaan yang mengoperasikan tempat minyak itu, tapi tak dapat dihubungi untuk dimintai konfirmasi. Rabu adalah hari libur umum di Kamerun.
Aksi AMC yang terakhir dilaporkan adalah serangan terhadap tiga kapal yang ditambatkan di lepas pantai kota pelabuhan dan pusat bisnis utama Kamerun Douala pada 12 September lalu, ketika enam orang asing diculik.
Keenam orang itu -- satu Kroasia, satu Filipina dan empat Ukraina -- telah dibebaskan pada 30 September setelah disandera.
Beberapa pejabat Kamerun mengatakan mereka dibebaskan di wilayah Kamerun oleh tentara negara itu, tapi sumber lainnya mengatakan mereka dibebaskan oleh pasukan di Nigeria yang berdekatan.
AMC telah meminta pembebasan "para pejuangnya yang ditangkap dan ditahan di penjara Buea" di Kamerun baratdaya.
Kelompok itu pertama muncul ke sorotan umum karena penculikan Maret lalu atas tujuh nelayan China di lepas panti semenanjung Bakassi, yang kaya akan stok ikan dan dipercaya memiliki cadangan minyak yang sangat berlimpah.
Menurut laporan, orang-orang China itu dibebaskan oleh pasukan keamanan Kamerun lima hari setelah mereka ditawan, menurut pihak berwenang Kamerun.
Semenanjung Bakassi berada di pusat perselisihan wilayah antara Nigeria dan Kamerun selama 15 tahun. Wilayah itu telah diserahkan kepada Kamerun pada Agustus 2008, setelah Pengadilan Kehakiman Internasional memutuskan untuk mendukung Kamerun.
Wilayah pantai rawa itu belakangan ini telah menghadapi peningkatan dalam serangan gerilyawan. Sepuluh pekerja sektor minyak termasuk tujuh warga Prancis telah diculik di wilayah itu pada akhir 2008 oleh kelompok yang menyebut dirinya Pejuang Kemerdekaan Bakassi. (S008/K004)
(ANTARA News/AFP)
0 komentar:
Post a Comment