Clock By Blog Tips

Wednesday, November 10, 2010

Diduga Teroris, Densus 88 Geledah Rumah di Surakarta

foto 
Anggota Densus 88 mengamankan kontrakan Hilmi,
pria terduga teroris di Cibiru, Bandung (7/8).

Surakarta - Detasemen Khusus 88 Anti Teror menggeledah sebuah rumah kontrakan di Pasar Kliwon, Surakarta, Rabu (10/11). Mereka menyita ratusan butir peluru jenis AK-47, laptop, 6 unit CPU, sarung pistol serta beberapa buku dan cakram digital. Penggeledahan merupakan tindak lanjut dari penangkapan terhadap pengontrak rumah, Muhammad Bahrunna’im, sehari sebelumnya.

Menurut ketua RT setempat, Mulyadi, sejumlah personel Densus 88 mendatangi kediamannya dengan mengendarai lima buah mobil. “Mereka bilang akan menggeledah rumah kontrakan salah satu warga,” kata Mulyadi, Rabu (10/11). Kepada dia, polisi mengatakan jika pengontrak rumah tersebut telah ditangkap sebelumnya.

Saat digeledah, rumah tersebut dalam kondisi kosong, tidak ada orang di rumah. Istri Bahrunna’im telah meninggalkan rumah tersebut setengah jam sebelum digeledah. Sampai di rumah itu, polisi langsung mendobrak pintu bagian belakang. “Saya diminta untuk menjadi saksi,” kata Mulyadi.

Hingga saat ini, belum diketahui peran serta keterlibatan Bahrunna’im dalam kasus terorisme.

Bagi warga sekitar, Bahrunna’im merupakan sosok yang tertutup. “Dia jarang keluar rumah,” kata Mulyadi. Menurutnya, keluarga yang baru memiliki satu anak tersebut tinggal di rumah kontrakan itu sejak empat bulan lalu.

Saat awal tinggal di tempat tersebut, kata Mulyadi, Bahrunna’im telah melapor kepada dia. “Dia telah menyerahkan foto kopi kartu tanda penduduk serta surat nikah,” kata Mulyadi. Menurutnya, warga tidak menyangka jika warga baru tersebut diduga terlibat dalam aksi terorisme.

Dalam foto kopi kartu tanda penduduk, Bahrunna’im merupakan warga Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta. Sarjana teknik informatika tersebut merupakan anak dari salah seorang pedagang ikan laut, Fathurrohman. “Dia memang anak saya,” katanya.

Menurutnya, anak tersebut tidak pernah mengikuti kegiatan radikal tertentu, lantaran sibuk menjalankan bisnis online. Selebihnya, Fathurrohman menolak untuk dikonfirmasi.

Kepala Kepolisian Sektor Pasar Kliwon, Ajun Komisaris Sisraniwati juga menolak untuk dikonfirmasi. “Saya tidak memiliki kapasitas untuk menjawab,” katanya saat ditemui di lokasi tempat kejadian perkara.

Tempo

0 komentar:

Post a Comment