Clock By Blog Tips

Monday, November 8, 2010

Di Bawah Perintah Israel, Bush Terpikir Hancurkan Syiria

Ehud Olmert, mantan perdana menteri Israel (ki) bersama dengan mantan presiden AS, George W Bush dalam sebuah kesempatan. Menurut buku memoar Bush, Olmert pernah memintanya untuk menghancurkan situs nuklir Syiria. (Foto: Reuters)
Ehud Olmert, mantan perdana menteri Israel (ki) bersama dengan mantan presiden AS, George W Bush dalam sebuah kesempatan. Menurut buku memoar Bush, Olmert pernah memintanya untuk menghancurkan situs nuklir Syiria. (Foto: Reuters)



WASHINGTON – George Bush mempertimbangkan untuk memerintahkan serangan militer ke fasilitas nuklir Syiria atas permintaan Israel pada tahun 2007, kenang sang presiden dalam memoarnya yang akan segera diterbitkan. Israel akhirnya menghancurkan fasilitas itu, yang dibantah oleh Syiria untuk mengembangkan senjata nuklir.
Dalam memoarnya, "Decision Points", Bush mengatakan menerima sebuah laporan intelijen tentang fasilitas tersembunyi yang mencurigakan di gurun pasir timur Syiria yang tampak serupa dengan fasilitas nuklir di Yongbyon, Korea Utara.
Tak lama setelah itu, dia berbicara lewat telepon dengan Ehud Olmert, perdana menteri Israel saat itu.
"George, aku memintamu untuk mengebom tempat itu," ujar Olmert pada Bush, menurut buku tersebut.
Bush mengatakan dirinya membahas berbagai opsi dengan tim keamanan nasionalnya. Sebuah misi pengeboman dipertimbangkan tapi mengebom sebuah negara berdaulat  tanpa peringatan atau pembenaran yang diumumkan akan menciptakan pukulan hebat, tulisnya.
Sebuah serangan rahasia dibahas, tapi itu dianggap terlalu berisiko untuk menyusupkan satu tim masuk dan keluar Syiria.
Bush menerima sebuah tinjauan intelijen dari direktur CIA saat itu, Mike Hayden, yang melaporkan bahwa analis yakin pabrik itu memproduksi reaktor nuklir tapi tidak yakin tentang program senjata nuklir Syiria.
Bush mengatakan dirinya memberitahu Olmert bahwa "Aku tidak bisa membenarkan serangan terhadap sebuah negara berdaulat kecuali agen intelijenku berdiri dan mengatakan bahwa itu adalah program senjata nuklir."
Olmert kecewa dengan keputusan Bush untuk merekomendasikan sebuah strategi yang menggunakan diplomasi yang didukung oleh ancaman penggunaan kekuatan untuk berurusan dengan Syiria mengenai fasilitas itu.
"Strategimu sangat menggangguku," ujar Olmert pada Bush, menurut buku tersebut.
Bush membantah tuduhan yang muncul saat itu bahwa dia telah memberikan lampu hijau bagi Israel untuk menyerang instalasi tersebut.
"Perdana menteri Olmert belum meminta lampu hijau dan saya juga tidak memberikannya. Dia melakukan apa yang diyakinnya perlu untuk melindungi Israel," ujar Bush.
Kantor Olmert menolak berkomentar atas pengungkapan dalam memoar Bush tersebut.
Israel tidak pernah secara resmi mengonfirmasi telah melakukan penargetan terhadap sebuah fasilitas nuklir.
Pemerintahan Olmert tengah mengejar pembicaraan damai tak langsung dengan Syiria pada saat itu.
Tapi Olmert baru-baru ini mengangkat selubung itu dan berbicara tentang sebuah "operasi nekat" yang dia perintahkan meskipun ada penentangan

0 komentar:

Post a Comment